Penetapan Harga TBS agar Diatur Ulang

Oleh sukri

Jumat, 1 Juli 2022

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Pemerintah diminta mengatur ulang penetapan harga tandan buah segar (TBS) yang akan dibeli pabrik kelapa sawit kepada petani, agar bisa sesuai dengan perhitungan biaya produksi yang meningkat saat ini.

Ketua Umum Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia (Popsi) Pahala Sibuea, Jumat (1/7), mengatakan saat ini petani sawit mengalami kesulitan karena tingginya harga pupuk dan jatuhnya harga TBS dikarenakan permintaan dari produsen minyak goreng yang menurun.

“Sekarang petani sangat dalam kesulitan untuk mempertahankan kebun dan kehidupannya karena harga TBS terus turun di bawah Rp1.000 per kilogram, di beberapa tempat bahkan sampai Rp 400 per kilogram, dengan harga TBS sekarang ini petani sangat sulit untuk bertahan,” kata Pahala.

Pahala menyebutkan saat ini banyak Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak lagi mengolah TBS akibat tangki CPO penuh, yang berdampak beberapa TBS petani tidak terbeli.

Menurut dia, pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang mengatakan pabrik kelapa sawit diharuskan membeli TBS dari petani minimal Rp 1.600 per kilogram (kg) dinilai masih belum cukup ideal.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Perjuangan Alvian Arahman juga menyebutkan pembelian TBS idealnya pada harga Rp 3.000 per Kg, dilihat dari harga CPO saat ini dan harga pupuk yang masih tinggi. Dia menyebutkan harga TBS di Malaysia harga TBS petani RM 880 per kilogram, atau sekira Rp 3.000 per Kg.

Menurut dia, pemerintah saat ini juga perlu mengevaluasi kembali pajak ekspor CPO dan pajak bea keluar yang dinilainya sangat tinggi yaitu sampai US$ 600 per ton. “Artinya contoh kalau harga CPO US$ 1.100 per ton, maka pungutan sekitar US$ 600, artinya ini sekitar 50% untuk pungutan saja,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Organisasi dan Anggota Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Sabarudin berharap Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bisa mempermudah ekspor CPO. Dia mengatakan saat ini banyak pabrik yang tutup dan tidak membeli TBS petani karena tangki penuh yang mengakibatkan harga TBS petani turun drastis. “Catatan kami di 10 provinsi wilayah anggota SPKS berkisar harga TBS saat ini Rp 500 sampai Rp1.070 per Kg,” katanya.

Dia memperhitungkan dampak penurunan harga TBS tersebut menyebabkan petani sawit merugi sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per hektare per bulan. “Kami juga menerima laporan dari anggota kami misalnya di Kabupaten Paser Kalimantan Timur dan Kabupaten Rokan Hulu Riau petani sawit sudah tidak panen karena kalau panen saat ini sudah tidak menutupi biaya produksi, harga TBS di bawah Rp 1.000 per Kg, sementara untuk harga pokok produksi itu sudah diatas Rp 2.000 per kilogram,” katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan  menyebutkan bahwa perusahaan produsen minyak goreng untuk membeli TBS kelapa sawit dari petani minimal Rp 1.600 per Kg. Dia mengatakan penetapan harga tersebut bersifat jangka pendek, sementara penetapan harga TBS akan naik menjadi Rp 3.000 per Kg dalam jangka menengah. (ki)

 

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment