Selasa, 9 Agustus 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa perekonomian Indonesia sudah kembali mencapai level sebelum pandemi Covid-19 merebak atau pra-Covid.
“Perekonomian Indonesia sudah mencapai pra-Covid level dihitung dari sisi GDP-nya, baik tahun 2021 maupun 2022. Sementara dari sisi defisit APBN-nya relatif moderat,” kata Sri Mulyani dalam keterangan pers selepas sidang kabinet paripurna tentang Nota Keuangan dan Rencana APBN 2023 yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo, Senin (8/8).
Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa perekonomian Indonesia berdasarkan besaran PDB kuartal II 2022 mencapai Rp 4.919,9 triliun atau tumbuh sebesar 5,44% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu BPS mencatat perekonomian Indonesia 2021 berdasarkan PDB mencapai Rp 16.970,8 atau tumbuh sebesar 3,69%, dengan rincian PDB per kapita senilai Rp 62,2 juta atau US$ 4.349,5.
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi 5,44% pada kuartal II 2022 menjadi sebuah capaian impresif yang melampaui perkiraan optimistis pemerintah. “Seperti kemarin dilihat dari pertumbuhan ekonomi di Kuartal II yang mencapai 5,44% dan ini adalah pertumbuhan yang impresif tinggi, karena tahun lalu di Kuartal II itu pertumbuhannya cukup tinggi di 7,1,” katanya.
“Jadi baseline-nya sudah tinggi tahun lalu di Kuartal II dan tahun ini bisa 5,44%. Bahkan (itu) di atas perkiraan optimistis kami 5,2%, ternyata 5,44 persen,” ujar Menkeu.
Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan berusaha untuk mempertahankan ekonomi di level yang baik untuk sisa Semester II tahun 2022. “Ekonomi 2022 sudah dalam posisi yang baik dan harus terus dipertahankan dalam Semester II,” ujarnya.
Guna mendukung hal tersebut, menurut dia, membutuhkan faktor-faktor sisi domestik mengingat lingkungan global masih diliputi ketidakpastian.
Sri Mulyani mengingatkan arahan Presiden yang meminta kepada segenap kementerian dan lembaga pemerintah bisa merealisasi belanja pemerintah tahun 2022 dengan fokus membeli produk-produk yang memiliki kandungan lokal tinggi.
“Ini akan bisa mendukung pemulihan ekonomi yang semakin kuat di Kuartal III dan IV, pada saat lingkungan global sedang mengalami kecenderungan gejolak,” kata Sri Mulyani. (ki)