Rabu, 23 November 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Keuangan selaku pembina profesi penilai terus berupaya untuk mengakselerasi profesionalisme penilai agar menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi. Salah satunya dengan memegang presidensi ASEAN Valuers Association (AVA) Tahun 2021 – 2022 dan menyelenggarakan The 24th AVA Congress Tahun 2022 sebagai forum untuk membangun sinergi dan komunikasi profesi penilai di kawasan ASEAN. Rangkaian Kongres diselenggarakan pada tanggal 22-24 November 2022 di Nusa Dua, Bali, melalui kerja sama antara Pusat Pembinaan Profesi Keuangan Kementerian Keuangan (PPPK) dan Masyarakat Profesi Penilai (MAPPI). Adapun tema pada kongres ini adalah “Emerging Stronger: Valuation for Strong Recovery and Sustainable Future” yang relevan dengan pemulihan pasca pandemi yang sedang gencar diupayakan di kawasan ASEAN.
Presidensi Indonesia dalam The 24th AVA Congress tahun ini berlangsung bersamaan dengan Presidensi G20. Oleh karena itu, perlu dibahas lebih jauh mengenai kontribusi AVA dalam rangka pemulihan bersama untuk menjadi lebih kuat (recover together, recover stronger), termasuk didalamnya pemulihan kondisi ekonomi dunia. Sesuai dengan semangat pembentukannya yang menekankan pada nilai netralitas dan tidak memihak kepada blok mana pun, ASEAN terus menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Selain itu, dengan kebijakan yang tepat, ASEAN dapat menjadi kekuatan ekonomi yang berkinerja tinggi di dunia. Menkeu menyampaikan, pada tahun 2023, Indonesia akan memegang kepemimpinan (chairmanship) ASEAN dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tema ini diangkat untuk meningkatkan optimisme ASEAN sebagai pusat pertumbuhan dalam pemulihan pasca pandemi, serta merespons kondisi geopolitik dan krisis pangan serta energi.
“AVA sebagai manifestasi peran profesi penilai pada negara anggota ASEAN memegang nilai yang sejalan dengan ASEAN dalam berkontribusi bagi kesejahteraan dan perdamaian dunia. Sinergi dan kebersamaan merupakan nilai yang dapat mendukung kerja sama yang saling menguntungkan. Dukungan dengan dasar saling menghargai, riset, kolaborasi, pendidikan, serta penguatan institusi untuk mendukung profesi penilai sebagai penggerak ekonomi negara harus menjadi bagian penting dalam kerja sama yang terjalin” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberikan sambutan melalui video conference, Rabu (23/11).
Menkeu pun menyampaikan harapannya agar praktik penilaian dapat berjalan lebih baik. Dengan track record penilai yang kredibel dapat mendukung pemulihan ekonomi dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan. Para anggota AVA juga diharapkan dapat pulih dengan lebih kuat pasca pandemi dan melakukan perbaikan secara terus menerus. Menkeu berpesan agar kongres ini dapat membantu penilai menjadi lebih profesional melalui komunikasi yang positif dan sinergi. Selain itu, diharapkan pula agar para penilai dapat meningkatkan kompetensinya, mengingat peran penilai saat ini dan di masa yang akan datang akan semakin dibutuhkan. Lebih lanjut, Menkeu menyatakan penilai seharusnya terus memahami konteks ekonomi global sehingga dapat mendefinisikan dengan baik kontribusinya pada dunia.
“Penilaian adalah bagian penting dari good governance. Hasil penilaian dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan dalam bisnis dan perumusan kebijakan. Semakin akurat hasil penilaian, semakin baik keputusan yang diambil,” ucap Menkeu.
Di sisi lain, teknologi digital membawa tantangan bagi penilaian beberapa jenis aset. Kemudian, perubahan iklim dan pandemi juga menimbulkan risiko bagi penilaian aset tertentu. Maka dari itu, sekarang merupakan momen yang penting bagi penilai profesional untuk berdiskusi dalam forum mengenai tantangan yang terjadi saat ini.
Menkeu juga menambahkan pentingnya penilaian yang baik agar banyak investor dapat dilindungi, terutama investor kecil. Penilai yang kredibel juga dapat menjaga kredibilitas sistem keuangan. Risiko pada siklus bisnis pun dapat berkurang berkat adanya evaluasi risiko oleh penilai. Lebih lanjut, pada pertemuan G20, khususnya terkait krisis finansial dan pembangunan infrastruktur, Menkeu turut menekankan pentingnya peran penilai profesional. Penilaian pengadaan tanah dalam rangka pembangunan infrastruktur menjadi aspek penting dalam praktik penilaian.
Selanjutnya, penerapan environmental, social, and governance (ESG) dalam proses penilaian merupakan update penting pada praktik penilai profesional. Para konsumen mengharapkan governance yang lebih baik serta keputusan yang secara sosial bertanggung jawab dan berkelanjutan dari perusahaan serta negara. ESG dibangun dengan tujuan untuk mendorong pasar dalam menggunakan ESG dan menginput nilai (value) yang baik untuk menghasilkan keputusan baik. Untuk itu, para penilai harus mempertimbangkan perspektif ESG, mengadopsinya, serta membantu bisnis dan pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan yang tepat berdasarkan evaluasi risiko yang memadai.
Melalui kongres ini Menkeu berharap para anggota AVA dapat membangun proses yang transparan dan good corporate governance ketika penilai terlibat dalam suatu proyek karena peran penilai akan sangat penting dalam mengevaluasi dan memitigasi risiko. Apabila governance tidak baik dan evaluasi risiko tidak tepat, maka dapat menimbulkan krisis keuangan.
Rangkaian kegiatan The 24th AVA Congress Tahun 2022 terdiri atas penyelenggaraan seminar profesi penilai, Governing Council Meeting, Kongres, dan Regulatory Framework Meeting. Presidensi AVA oleh Indonesia merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk dapat menunjukkan kepada dunia internasional, khususnya negara-negara ASEAN, kemajuan profesi penilai Indonesia dan kepiawaian Indonesia dalam mengatasi pandemi Covid-19. Ke depan diharapkan akan semakin terbuka peluang penilai Indonesia untuk berkecimpung di dunia internasional serta memperlihatkan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia, sehingga diharapkan dapat mendatangkan peluang pendapatan melalui pariwisata maupun aliran dana investasi. (dya)