Selasa, 28 Februari 2023
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM- Produk organik Indonesia berpotensi meraup transaksi sebesar US$ 5,42 juta atau senilai Rp 82,27 miliar di pameran Biofach, Jerman.
“Tahun ini Indonesia berhasil meraup potensi transaksi sebesar US$ 5,42 juta dengan peningkatan mencapai 162% dibanding capaian tahun sebelumnya yang mencatatkan nilai US$ 2,07 juta,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi di Jakarta, Senin (27/2).
Pada pameran yang berlangsung 14-17 Februari 2023 ini, produk organik Indonesia yang diminati antara lain kacang kenari, teh, santan air kelapa, gula kelapa, minuman jahe dan kunyit, serta rempah-rempah.
Potensi transaksi diperkirakan akan terus meningkat, mengingat terdapat 240 kontak dagang yang akan ditindaklanjuti. Buyers potensial tidak hanya berasal dari Jerman, namun juga dari negara lain seperti Spanyol, Belanda, Polandia, Belgia, Kanada, Kenya, Kroasia, Bulgaria, Prancis, Swiss, Denmark, Slovenia, Kostarika, Lebanon, Amerika Serikat, India, Italia, Thailand, Ukraina, Rumania, Kuwait, dan Yordania.
“Dari besarnya nilai potensi transaksi yang diperoleh dan tingginya jumlah kontak dagang, Kemendag akan terus memantau realisasi yang terjadi bersama dengan perwakilan perdagangan Indonesia di Jerman,” kata Didi.
Gelaran tahun ini diikuti 2.756 peserta dari 95 negara dan berhasil menarik lebih dari 36.000 pengunjung dari 135 negara. Produk berlabel organik dan vegan masih memiliki permintaan yang tinggi di Eropa
Didi mengatakan, Kemendag berkomitmen terus mendorong terwujudnya Indonesia sebagai penyuplai produk-produk organik ke pasar dunia.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Ditjen PEN Merry Maryati menyampaikan bahwa Biofach 2023 menjadi salah satu ajang pertemuan kembali mitra bisnis sektor organik internasional.
Selain melakukan pembahasan bisnis, momentum Biofach 2023 ini digunakan untuk memperbarui tren dan inovasi yang terjadi dan yang akan datang pada sektor produk organik.
“Paviliun Indonesia mendapatkan respons positif. Ini ditandai dengan banyak pengunjung dan pebisnis organik yang mencari produk organik Indonesia serta peningkatan potensi transaksi,” kata Merry. (ki)