Rabu, 24 Januari 2024
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kontribusi output manufaktur Indonesia ke dunia mencapai US$ 241 miliar, dan masuk ke dalam 10 negara dengan kontribusi output manufaktur terbesar, kata Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Ina Primiana
“Kita sebetulnya masuk dalam 10 besar negara dengan kontribusi output manufaktur terbesar. Memang Amerika disalip oleh Tiongkok, walaupun Tiongkok sekarang kondisinya juga tidak terlalu baik,” kata Ina di Jakarta, Selasa (23/1)
.Menurut dia, industri manufaktur juga menjadi tujuan terbesar investasi di Indonesia, yakni 41,2% dari realisasi investasi pada Januari hingga November 2023.
Lebih lanjut Ina mengatakan Tiongkok telah menyalip Amerika Serikat sebagai negara manufaktur terbesar dengan nilai output yang mencapai US$ 4,9 triliun pada tahun 2021.
Meskipun tersalip dengan Tiongkok, Amerika Serikat masih menjadi negara dengan kontribusi output terbesar kedua dengan nilai mencapai US$ 2,4 triliun.
Kinerja sektor manufaktur Indonesia tergolong ekspansif. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik menjadi sebesar 52,2 pada Desember 2023, lebih tinggi dari PMI Manufaktur negara-negara Asia, Amerika dan Eropa.
Indonesia hanya berada di bawah India yang PMI Manufakturnya sebesar 56. PMI Manufaktur China tercatat sebesar 50,8.
“PMI manufaktur negara-negara Asia bahkan dengan Amerika dan Eropa juga kalah dengan Indonesia. Mereka di bawah 50, terjadi kontraksi,” ujarnya.
Terdapat 15 sub sektor dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mengalami ekspansi pada Desember 2023, dan berkontribusi sebesar 86,3 persen terhadap PDB industri pengolahan non migas.
Sub sektor tersebut antara lain adalah minuman, pengolahan tembakau makanan, kulit dan alas kaki, alat angkutan lainnya, pakaian jadi, furnitur, logam dasar, serta kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer.
Rata-rata subsektor tersebut memiliki pesanan dari luar negeri selain memenuhi kebutuhan domestik. Pesanan domestik berkisar antara 73% sampai 95%, sementara pesanan luar negeri bisa mencapai 28 persen. Hal itu menunjukkan kinerja masing-masing subsektor industri cukup baik.
Adapun lima sektor industri di Indonesia dengan nilai ekspor terbesar pada periode Januari hingga November 2023 adalah logam dasar; makanan; bahan kimia dan barang dari bahan kimia; kendaraan bermotor, trailer, dan semi-trailer; serta pengolahan lainnya.
Sedangkan lima sektor industri dengan nilai impor terbesar pada periode yang sama adalah mesin dan perlengkapan YTDL (yang tidak termasuk dalam lainnya); bahan kimia dan barang dari bahan kimia; komputer, barang elektronik, dan optik; logam dasar; serta makanan. (ki)