Jumat, 13 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Indonesia (BI) menyatakan saat ini adalah waktu yang
tepat untuk membangkitkan ekonomi syariah yang
nota bene bisa menjadi sumber pertumbuhan baru di tengah perekonomian
dunia yang tidak stabil.
“Sekarang waktunya kita bangkitkan ekonomi syariah,” kata Deputi
Gubernur BI Rosmaya Hadi ketika membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar)
Kawasan Timur Indonesia 2019 di Banjarmasin, Kamis (12/9) malam.
Rosmaya dalam kegiatan yang didahului dengan pembacaan doa kepada Presiden ke-3
RI BJ Habibie yang meninggal pada 11 September 2019, mengatakan saat ini
perekonomian dunia dipenuhi ketidakpastian. Salah satunya karena perang dagang
yang terjadi antara AS dan China.
Tren di dunia itu kini yang menjadikan ekonomi dan keuangan syariah dapat
menjadi sumber pertumbuhan baru, katanya.
Ia mengatakan, ekonomi syariah kini tidak hanya didominasi oleh negara-negara
berpenduduk muslim.
Rosmaya mengungkapkan dalam laporan State of Global Islamic Economy Report
2018, memperlihatkan bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar
di dunia masih merupakan pasar (konsumen) dari produk-produk halal dunia.
“Ke depan Indonesia harus juga menjadi produsen maupun penyedia jasa
(pariwisata) halal yang dapat berkontribusi pada peningkatan ekspor dan devisa
serta mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi,”
katanya.
BI, katanya, melihat besarnya peluang ekonomi syariah di Indonesia. Kebijakan
ekonomi syariah menjadi salah satu bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas
dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi nasional.
Kebijakan ekonomi syariah BI diwujudkan dalam tiga program utama. Pertama,
pengembangan ekonomi syariah dengan mengembangkan rantai nilai pada industri
halal nasional untuk mendorong produk-produk halal, baik seperti makanan halal,
busana muslim, maupun pariwisata halal.
Kedua, melakukan pendalaman pasar keuangan syariah. BI telah mengeluarkan
instrumen Sukuk Bank Indonesia (SUKBI) yang ditujukan untuk mendukung dan
memperkuat pengelolaan likuiditas perbankan syariah.
Ketiga, BI melakukan kampanye untuk mendorong gaya hidup halal, yang mendukung
rantai nilai halal, di antaranya dengan menyelenggarakan kegiatan FESyar
seperti ini dan Festival Ekonomi Syariah internasional (ISEF) yang akan
diselenggarakan November 2019. (ki)