Jumat, 25 Oktober 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Indonesia meyakini neraca pembayaran sepanjang 2019
akan berbalik menjadi surplus dibanding kondisi 2018 yang defisit US$ 7,1
miliar.
“Secara keseluruhan kami meyakini Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) akan
surplus, sedangkan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) di
2,5%-3% Produk Domestik Bruto tahun ini,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo
di Jakarta, Kamis (24/10).
NPI atau juga parameter ketahanan ekonomi ekternal Indonesia diyakini Perry
surplus karena aliran modal asing yang mendukung neraca modal dan finansial.
NPI terdiri dari transksi berjalan dan transaksi modal serta finansial. Surplus
neraca modal diyakini akan menutupi defisit dari transaksi berjalan sehingga
membuat NPI tetap surplus.
NPI mencerminkan aliran keluar dan masuk valuta asing ke Indonesia. Jika NPI
surplus, maka ketahanan ekonomi Indonesia terhadap tekanan ekonomi eksternal
akan semakin kuat. Hal sebaliknya terjadi jika NPI defisit. Selama ini yang paling
membebani NPI adalah neraca transaksi berjalan yang terdiri dari transaksi
barang dan jasa.
Adapun Neraca Transaksi Berjalan 2019 diperkirakan BI masih defisit di 2,5% hingga 3% Produk Domestik Bruto pada tahun
ini, karena ekspor yang lesu.
Untuk kuartal III 2019, Bank sentral memproyeksi neraca pembayaran akan membaik
dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatatkan defisit mencapai dua miliar.
Proyeksi tersebut karena surplus transaksi modal dan finansial. Arus masuk
investasi portofolio pada triwulan III 2019 tercatat US$ 4,8 miliar.
Faktor pendorong lainnya, kata Perry, defisit transaksi berjalan yang
diperkirakan juga akan tetap terkendali. Pasalnya, dipengaruhi oleh impor yang
menurun sejalan dengan kebutuhan domestik dan sebagai dampak positif kebijakan
pengendalian impor, misalnya program B20.
Sementara itu, BI mencatat nilai tukar rupiah menguat sejalan neraca pembayaran
yang membaik. Pada Oktober 2019, Rupiah mencatatkan penguatan 1,18% dibandingkan dengan level akhir September
2019. Dengan perkembangan tersebut rupiah sejak awal tahun sampai dengan 23
Oktober 2019 tercatat menguat 2,50% (year to date/ytd).
“Posisi cadangan devisa Indonesia juga tetap kuat, pada akhir September
2019 tercatat US$ 124,3 miliar,” jelas dia. (ki)