Rabu, 21 Juli 2021
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) atas nama Menteri Keuangan, Senin (19/7), telah melaksanakan Penetapan Hasil Penjualan Obligasi Negara Ritel seri SBR010 dengan total volume pemesanan pembelian SBR010 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 7,500 triliun. Dana hasil penjualan SBR010 tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2021, termasuk untuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Penerbitan SBR010 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun dari nominalnya, baik dibandingkan dengan instrumen yang telah ditawarkan sebelumnya secara online maupun secara offline sebelum penggunaan sistem e-SBN di tahun 2018.
SBR010 merupakan SBR pertama yang diterbitkan di masa pandemi ini dimana seri ini terakhir diterbitkan pada bulan Februari 2020. Walaupun diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel sejak tahun 2006, animo masyarakat untuk membeli SBR010 sangat besar. hal ini terbukti dengan target maksimal penerbitan SBR010 yang telah terpenuhi di dua hari sebelum penutupan masa penawaran SBR010. Terdapat 23.337 investor yang berinvestasi SBR010, dimana 9.068 (38,9% dari jumlah total investor) merupakan investor baru. Investor yang membeli SBR010 ini tersebar dari seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Pada penerbitan SBR010 kali ini, terdapat 1.316 Investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp1 juta. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan penerbitan SBR sebelumnya di tahun 2020 dimana terdapat 886 investor yang melakukan pemesanan di Rp1 juta. Dari total jumlah investor SBR010 yang membeli di nominal Rp1 juta, hampir seluruhnya merupakan generasi milenial (81%) dan didominasi oleh investor baru (65,6%). Hal ini mencerminkan terus meningkatnya kesadaran generasi muda untuk berinvestasi dan SBR010 menjadi instrumen yang tepat untuk mulai belajar berinvestasi. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman, menyampaikan bahwa peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang, dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan.
Adapun ringkasan hasil pemesanan SBR010 adalah sebagai berikut:
- Berdasarkan jumlah investor, Generasi Milenial mendominasi investor SBR010 dengan porsi sebesar 46,1%, namun secara nominal masih didominasi oleh generasi Baby Boomers (40,4%).
- Berdasarkan profesi, jumlah investor SBR010 didominasi Pegawai Swasta yaitu sebesar 40,2%. Namun secara nominal, investor yang berprofesi sebagai Wiraswasta masih mendominasi pemesanan SBR010 (35,7%).
- Berdasarkan gender, jumlah investor SBR010 didominasi investor perempuan (58,3%). Apabila ditilik berdasarkan profesi investor, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar investor SBR010. Posisi ibu rumah tangga ini konsisten di penerbitan SBR terakhir.
- Sejak penerapan Single Investor Identification (SID) terdapat 14.269 investor yang membeli SUN Ritel lebih dari 1 kali (repeating investors), atau sebanyak 61,1% dari total jumlah investor SBR010, dengan nominal pemesanan sebesar Rp5,29 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 investor bahkan tidak pernah absen membeli SUN Ritel.
- Sebaran jumlah investor SBR010 berdasarkan kelompok usia dan profesi yang lebih rinci adalah sebagai berikut:
Kelompok | Jumlah Investor (%) | |
---|---|---|
Usia* | ||
1. | Generasi Z (>2000) / <20 tahun | 1,2% |
2. | Generasi Milenial (1980 – 2000) / 20-40 tahun | 46,1% |
3. | Generasi X (1965 – 1979) / 41-55 tahun | 30,8% |
4. | Generasi Baby Boomers (1946 – 1964) / 54–74 tahun | 20,3% |
5. | Generasi Tradisionalis (≤1945) / ≥75 tahun | 1,6% |
Profesi | ||
1. | Pegawai Swasta | 40,2% |
2. | Wiraswasta | 20,0% |
3. | Ibu Rumah Tangga | 9,9% |
4. | PNS/ TNI/ Polri | 6,8% |
5. | Pelajar/Mahasiswa | 6,7% |
6. | Pensiunan | 3,5% |
7. | Pegawai Otoritas/Lembaga/BUMN/BUMD | 2,3% |
8. | Profesional | 2,1% |
9. | Lainnya | 8,4% |
*Pembagian usia generasi mengacu pada Sprague (2008), Casey and Denton (2006)
sumber: Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan
Pada penerbitan SBR010 kali ini Mitra Distribusi (Midis) bank masih mendominasi penjualan SBR010, baik dari nominal maupun jumlah investor. Untuk kelompok non-bank, baik nominal penjualan dan jumlah investor terbesar dicapai oleh Perusahaan Fintech APERD. (rud)