Kemendag Gandeng AOI dan Trubus Tingkatkan Ekspor Produk Organik UKM Indonesia

Oleh rudya

Rabu, 28 Juli 2021

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perdagangan bersinergi dengan Aliansi Organis Indonesia (AOI) dan PT Trubus Swadaya untuk mendorong pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) produk organik Indonesia menembus pasar global. Melalui kerja sama itu, para pelaku UKM akan mendapatkan pelatihan, promosi dan publikasi, pengembangan produk, penyediaan informasi tren pasar produk organik, pengembangan jejaring dengan perwakilan perdagangan di luar negeri, serta penguataan citra produk melalui kampanye produk organik.

Sinergi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama pembinaan dan pengembangan UKM
ekspor produk organik yang ditandangani Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop
Nainggolan, Direktur Badan Pelaksana Aliansi Organis Indonesia (AOI) Pius Mulyono, dan Direktur
PT Trubus Swadaya Utami Kartika Putri secara virtual pada Selasa (27/7). Penandatanganan
dilakukan di sela penyelenggaraan seminar web Ngobrol Ekspor dengan tema “Potensi dan
Tantangan Produk Organik Indonesia”.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menjelaskan, Perjanjian Kerja Sama
ini merupakan turunan dari kesepakatan bersama antara Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional
dengan AOI dan Yayasan Bina Swadaya tentang Pengembangan Ekspor Produk Organik Indonesia
yang telah ditandatangani pada 30 April lalu.

“Kesepakatan yang dicapai ini merupakan salah satu bentuk sinergi dalam mendorong ekspor dan
meningkatkan kemampuan UKM ekspor produk organik Indonesia. Diharapkan adanya
pendampingan dari pemerintah, UKM produk organik Indonesia dapat meningkatkan volume dan
kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar dunia,” ujar Didi.

Sementara Marolop menyampaikan, penandatanganan ini diharapkan dapat lebih mendorong
peran para petani dan pelaku usaha produk organik Indonesia dalam meningkatkan ekspor
nasional.

“Pemerintah memiliki komitmen besar untuk bersama-sama dengan mitra strategis
dapat mengimplementasikan butir-butir cakupan kerja sama sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing, sehingga mampu meningkatkan ekspor nasional yang berdaya saing,” katanya.
Marolop menambahkan, potensi pasar besar produk organik Indonesia perlu didukung strategi
produksi dan strategi pemasaran yang tepat. Melalui pendampingan, UKM ekspor produk organik
dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinyu.

“Untuk itu, Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor menggandeng AOI, sebuah organisasi
yang memberikan penjaminan mutu dan kualitas produk serta proses pertanian organik terhadap
produsen dan konsumen. Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor juga menggandeng PT
Trubus Swadaya yang bergerak di bidang publikasi pertanian, promosi, dan pelatihan. Adanya
kerja sama dan sinergi antar pihak ini diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut,” pungkas
Marolop.

Pada webinar berkala “Ngobrol Ekspor”, dipaparkan potensi dan tantangan produk organik
Indonesia. Hadir sebagai narasumber yaitu Direktur Perlindungan Perkebunan Kementerian
Pertanian Ardi Praptono dan perwakilan pelaku usaha produk organik yang memberikan berbagi
pengetahuan menganai kesuksesan dan tantangan dalam mengekspor produk organik.
Menurut data Organic Trade Association (OTA), penjualan produk organik pada 2018 mencapai
USD 47,9 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga USD 60 juta pada 2022.

Pertumbuhan investasi komoditas organik di dunia juga diprediksi terus meningkat, yaitu
mencapai USD 327.600 juta pada 2022. Sebelumnya investasi komoditas organik dunia tercatat
USD 115.984 juta pada 2015 atau akan mengalami peningkatan Compound Annual Growth
Rate (CAGR) sebesar 16,4 persen.

Sementara berdasarkan Euromonitor pada 2020, negara utama untuk pasar produk organik di
antaranya Amerika Serikat dengan nilai USD 18,5 miliar, Jerman (USD 4,6 miliar), Tiongkok (USD
3,6 miliar), dan India USD 63,4 juta). Sementara Indonesia tercatat memiliki 17.948 produsen
organik dengan total lahan seluas 208 ribu Ha dan memiliki pangsa organik sebesar 0,4 persen dari
pangsa dunia. (rdy)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment