Kamis, 7 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Indonesia berkomitmen mendorong reformasi Organisasi
Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) pada pertemuan informal
tingkat menteri WTO di Shanghai, China.
Pertemuan ini bertujuan untuk menghasilkan rumusan dalam mendukung pelaksanaan
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke-12 yang akan digelar di Kazakstan pada
2020.
“Pada pertemuan ini dibahas dua agenda yaitu Possible Outcomes KTM WTO
ke-12 dan Reformasi WTO. Pada kesempatan ini, Indonesia memperkuat komitmennya
mendorong upaya reformasi WTO,” ungkap Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga,
Kamis (7/11).
Wamendag menyampaikan, Indonesia akan terus mendorong penyelesaian perundingan
subsidi bidang perikanan (fisheries subsidies).
Hal ini mengingat sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki jutaan penduduk
yang bekerja sebagai nelayan. Untuk itu, Indonesia melarang bentuk subsidi
perikanan yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang berlebihan serta
terjadinya praktek ketidaktaatan peraturan dan penangkapan ikan ilegal.
Sementara di sektor pertanian, Indonesia terus mendorong pembentukan solusi
permanen terhadap cadangan pangan masyarakat untuk ketahanan pangan atau dan
penyelesaian Special Safeguard Mechanism (SSM) yang efektif.
Jerry juga menyampaikan bahwa Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo akan
mendorong anggotanya untuk fokus terhadap tujuan sistem perdagangan
multilateral dan berusaha mengerucutkan arah perundingan di forum WTO.
“Diharapkan isu mandat Doha Development Agenda, perundingan seperti
subsidi-subsidi perikanan, dan inisiatif baru seperti fasilitasi investasi,
niaga elektronik, serta usaha mikro, kecil, dan menengah dapat menjadi tujuan
bersama sebagai persiapan pada KTM WTO ke-12 mendatang,” ujar Wamendag.
Pada hari yang sama, Jerry juga melakukan pertemuan bilateral dengan Penasehat
Perdana Menteri Bidang Perdagangan, Tekstil, Industri dan Produksi, dan
Investasi Pakistan Abdul Razak Dawood di sela pertemuan informal tingkat
menteri WTO.
Pada pertemuan tersebut Penasehat Perdana Menteri Bidang Perdagangan, Tekstil,
Industri dan Produksi, dan Investasi Pakistan menyampaikan apresiasi kepada
Pemerintah Indonesia atas selesainya perjanjian Indonesia-Pakistan Preferential
Trade Agrement (IP-PTA).
“Melalui kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekspor Indonesia
ke Pakistan, khususnya kelapa sawit yang saat ini mengalami hambatan di Uni
Eropa,” jelas Wamendag.
Pada pertemuan ini, Wamendag mengungkapkan pentingnya produk kelapa sawit bagi
Indonesia dan kemungkinan pelaku usaha kelapa sawit Indonesia berinvestasi di
Pakistan.
“Diharapkan Pakistan dapat menyampaikan dukungan untuk produk kelapa sawit
dalam forum-forum internasional,” katanya.
Selain Pakistan, Wamendag juga bertemu dengan Sekretaris Negara dan Menteri
Luar Negeri Norwegia Mariane Hagen. Pada pertemuan ini, dibahas isu fisheries
subsidies dan pembangunan berkelanjutan. (sr)