Kamis, 6 Januari 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh menyebabkan beberapa kerusakan fasilitas umum. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tenggara mengerahkan tujuh alat berat dalam penanganan tanggul jebol akibat bencana tersebut.
Banjir bandang dengan tinggi muka air 100 sampai 150 sentimeter ini terjadi pada Selasa (4/1), pukul 22.31 waktu setempat, setelah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan peningkatan debit air pada Sungai Lawe Kinga. Kondisi tersebut diperparah oleh adanya tumpukan material kayu yang akhirnya menyebabkan Sungai Lawe Kingan meluap sehingga merendam pemukiman warga.
BPBD melaporkan banjir bandang merendam beberapa desa pada lima kecamatan, antara lain Kecamatan Bambel (Desa Pinding, Kuning I dan Lawe Hijo Ampera), Kecamatan Lawe Sumur (Desa Kuta Lesung, Teger Miko, Buah Pala dan Kisam Lestari), Kecamatan Lawe Bulan (Desa Lawe Kinga, Lawe Kulok, Tenembak Juhar, Kandang Mbelang dan Kandang Mbelang Bencawan).
Dua kecamatan lain yaitu Kecamatan Bukit Tusam (Desa Maha Singkil, Kuta Lingga, Darul Imani, Tenembak Bintang, Kuta Gerat dan Gumpang) dan Kecamatan Semadam (Desa Lawe Kinga Lapter dan Lawe Kinga Gabungan).
BPBD Kabupaten Aceh Tenggara mendata sebanyak delapan warga mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Sampai saat ini BPBD masih melakukan pendataan warga terdampak dan mengungsi serta menyalurkan bantuan logistik bersama dinas sosial setempat.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir, Bupati Aceh Tenggara menetapkan status tanggap darurat banjir bandang, terhitung mulai tanggal 5 sampai 18 Januari 2022. “BPBD setempat terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendukung upaya penanganan banjir,” ungkap Abdul Muhari, Ph.D., Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB. (udy)
.