Rabu, 11 Mei 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan terus menjadi penyerap goncangan perekonomian atau shock absorber agar daya beli masyarakat tetap terjaga.
“Artinya shock dari luar ini yang mengelola adalah APBN agar daya beli masyarakat yang belum pulih dapat kita jaga. Tapi trade off dari menjaga daya beli masyarakat, beban APBN akan melonjak sangat besar dari sisi subsidi BBM,” kata Menkeu, Selasa (10/5).
Perang di Ukraina telah meningkatkan harga-harga komoditas termasuk harga pangan dan energi.
Menkeu mengatakan pemerintah akan terus berusaha agar masyarakat tidak terdampak kenaikan komoditas energi internasional dengan menjaga stabilitas harga listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Pasalnya kenaikan harga energi tersebut dapat menekan konsumsi rumah tangga yang pada kuartal I 2022 baru tumbuh 4,34% year on year atau belum sesuai dengan harapan pemerintah.
“Jadi agar konsumsi tumbuh di atas 5% year on year, daya beli masyarakat harus kita jaga,” katanya.
Selain menjaga daya beli masyarakat, untuk memastikan pemulihan ekonomi berlanjut pemerintah akan terus mendorong agar investasi tumbuh lebih tinggi, baik yang dilakukan dengan dana dari perusahaan sendiri maupun dari kredit perbankan.
Menkeu berharap penyaluran kredit perbankan dapat tumbuh lebih tinggi dari capaian kuartal I 2022 yang sebesar 6,67% year on year, apalagi di tengah pemulihan kegiatan masyarakat dari dampak pandemi COVID-19.
“Dunia usaha lebih optimis, lebih berani, melihat masyarakat melakukan mobilitas dan melakukan konsumsi secara baik dengan daya beli yang terjaga,” katanya. (ki)