Senin, 25 November 2019
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kota Yogyakarta tetap akan mengandalkan sektor jasa, terutama bidang pendidikan dan pariwisata sebagai sumber pendapatan dan kekuatan ekonomi pada 2020.
“Hanya
ada dua sektor yang menjadi andalan Kota Yogyakarta, yaitu pendidikan dan
pariwisata. Memang sangat rentan terhadap perubahan atau gejolak ekonomi global
sehingga antisipasi terhadap berbagai dampak yang muncul harus terus
dilakukan,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Minggu (24/11).
Menurut Heroe, sejumlah pihak termasuk akademisi sudah mengingatkan potensi
resesi ekonomi global pada 2020 sehingga pemerintah termasuk pemerintah daerah
perlu melakukan berbagai antisipasi untuk meminimalisasi dampak resesi tersebut
terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah.
Heroe menambahkan, dari dua sektor jasa tersebut, sektor pariwisata memiliki
kerentanan yang lebih tinggi terhadap perubahan ekonomi global dibanding sektor
pendidikan.
Untuk sektor pendidikan, lanjut Heroe, saat ini ada sekitar 300.000 pelajar dan
mahasiswa dari luar daerah yang belajar di Kota Yogyakarta.
“Jika terjadi perubahan ekonomi global, maka bisa saja jumlah mahasiswa yang
belajar ke Yogyakarta berkurang. Tetapi, selama 300.000 mahasiswa itu tetap
belajar di Yogyakarta, maka ekonomi Yogyakarta dan sekitarnya masih bisa
bertahan,” katanya.
Meskipun demikian, ia tidak memungkiri jika akan terjadi penurunan daya beli.
“UMKM dari sektor kuliner harus didorong untuk mempersiapkan diri karena selama
ini sektor makanan menjadi kontribusi pendapatan yang cukup tinggi di Kota
Yogyakarta,” katanya.
Sedangkan sektor pariwisata, lanjut dia, sangat sensitif terhadap perubahan
ekonomi global salah satunya perubahan tarif transportasi maupun akomodasi
lainnya.
Oleh karena itu, Heroe mengajak seluruh kelompok masyarakat untuk terus menjaga
agar pariwisata di Yogyakarta tetap menarik untuk dikunjungi. “Yogyakarta harus
bisa menjadi tujuan utama wisata. Sehingga, meskipun secara global terjadi
penurunan namun wisatawan yang ke Yogyakarta tidak akan berkurang,” katanya.
Ia menambahkan, kerja sama antar seluruh pelaku wisata seperti hotel, restoran
dan pemerintah untuk menciptakan suasana Yogyakarta yang aman dan nyaman
menjadi kunci penting yang harus dilakukan.
“Ada banyak kampung wisata, ada kampung sayur dan kampung lain yang menarik
untuk dikunjungi. Ini juga harus dikuatkan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro mendorong
pemerintah untuk terus memperkuat pungutan pajak secara online (e-tax) untuk
optimalisasi penerimaan dari sektor pajak daerah.
“Pajak merupakan pendapatan yang akan digunakan kembali untuk pembangunan.
Tentunya, perlu optimalisasi pendapatan dari pajak daerah agar pembangunan
berjalan lancar,” katanya. (sr)