Tuntaskan Gangguan Pasok untuk Cegah Inflasi Tinggi

Oleh sukri

Selasa, 13 September 2022

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan menuntaskan permasalahan gangguan rantai pasokan yang berpotensi semakin menaikkan tingkat inflasi.

“Kita akan merespons inflasi yang terutama berasal dari gangguan pasokan,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam acara Bloomberg Recovery and Resilience di Jakarta, Senin (12/9).

Salah satu upaya menyelesaikan permasalahan gangguan rantai pasokan ini diantaranya Presiden Joko Widodo meminta gubernur dan walikota agar menelusuri secara detail penyebab tekanan harga komoditas, terutama pangan.

Sementara pada harga energi, kata dia, upaya yang ditempuh pemerintah adalah dengan menyesuaikan harga bahan bakar bersubsidi yaitu naik rata-rata sebesar 30%.

Sri Mulyani tak memungkiri keputusan menaikkan harga BBM bersubsidi pasti akan meningkatkan inflasi administered price, namun tetap harus dilakukan untuk melepaskan tekanan pada anggaran.

“Jadi kita coba pastikan dulu, kalau isunya dari sisi supply ya kita akan bahas dari sisi supply,” ujarnya.

Bank Indonesia sebagai otoritas dari sisi moneter pun turut menetapkan kebijakan untuk mengelola ekspektasi inflasi serta stabilitas rupiah mengingat saat ini Indonesia dan banyak negara sedang menghadapi dolar yang sangat kuat.

Sri Mulyani menuturkan depresiasi rupiah sekitar 4,5%  tahun ini masih relatif moderat dibandingkan banyak negara lain seiring kinerja neraca pembayaran yang cukup baik.

“Neraca perdagangan mengalami surplus selama 27 bulan,” tegas Menkeu Sri Mulyani.

Meski Indonesia memiliki lebih banyak ketahanan dari sisi eksternal, kata dia, namun situasi global tidak akan mudah dan menjadi jauh lebih rumit dengan potensi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

“Ini akan diikuti oleh potensi resesi dan juga harga energi tetap sangat fluktuatif karena geopolitik,” tegas Sri Mulyani.

Oleh sebab itu ia memastikan inflasi akan dikendalikan oleh pemerintah bersama Bank Indonesia dengan melihat detail baik dari sisi kebijakan makro, moneter maupun mengontrol secara langsung di setiap daerah.

“Kerangka kebijakan makroprudensial masih terus dipertahankan, namun tidak akan memadai jadi kita harus turun secara detail ke daerah, komoditas serta ke sumber tekanan harga,” ujar Sri Mulyani. (sr)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment