Total Pemesanan SR017 Capai Rp 26,974 Triliun

Oleh rudya

Selasa, 20 September 2022

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM  –  Setelah berakhirnya masa penawaran dari tanggal 19 Agustus s.d. 14 September 2022, pada hari ini Senin, 19 September 2022, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan menetapkan hasil penjualan Sukuk Ritel seri SR017. Total volume pemesanan pembelian SR017 yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp 26,974 triliun.

Sukuk Ritel seri SR017 ini menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dengan menggunakan Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2022 sebagai underlying assets.

Penerbitan SR017 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel ketiga di tahun 2022. Dengan mempertimbangkan proyeksi kenaikan suku bunga dan yield SBN di pasar sekunder serta likuiditas di pasar yang cukup ample, SR017 ditawarkan dengan kupon menarik yaitu sebesar 5,90%. “Terbukti, animo masyarakat sangat tinggi untuk berinvestasi di SR017. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara offline maupun online sepanjang masa penawaran SR017. Penjualan SR017 kali ini didukung dengan campaign dan kegiatan edukasi ke masyarakat khususnya di bagian tengah dan timur wilayah Indonesia secara offline serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di SBN ritel,” bunyi keterangan resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Senin (19/9).

Adapun beberapa catatan capaian keberhasilan penjualan SR017 sebagai berikut:

1)    Penjualan SR017 mampu menghasilkan total pemesanan sebesar Rp 26,97 triliun dari 65.362 investor di tengah kondisi pasar keuangan yang relatif masih belum stabil dan adanya tren kenaikan yield di pasar SBN domestik.

2)    Jumlah investor SR017 merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBN Ritel, mengindikasikan animo yang sangat besar dari investor ritel domestik.

3)    Meskipun maksimum pemesanan mengalami peningkatan dari Rp2 miliar menjadi Rp5 miliar per investor, tingkat keritelan SR017 masih terjaga. Hal ini diindikasikan oleh rata-rata pemesanan SR017 yang sebesar Rp412,70 juta, sedikit lebih kecil dari rata-rata pemesanan SR016 (Rp412,96 juta), sekaligus merupakan angka terendah sepanjang penerbitan SBSN Ritel tradable dengan platform e-SBN atau kedua terendah sepanjang sejarah penerbitan SBSN Ritel tradable (setelah SR001).

4)    Investor Generasi Y/Milenial yang membeli SR017 tercatat sebanyak 30.589 orang, atau 46,80% dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp5,29 triliun, atau 19,63%dari total penjualan. Dari sisi porsi terhadap total investor, partisipasi generasi Y/Milenial di SR017 merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBN Ritel tradable.

5)    Pembelian SR017 oleh investor Generasi Z tercatat dilakukan oleh 1.272 investor (1,95% dari total investor)dengan nominal sebesar Rp235,97 miliar (0,87%)  dari total penjualan). Rata-rata pembelian oleh investor Generasi Z adalah sebesar Rp185,51 juta. Dari sisi porsi terhadap total investor, partisipasi generasi Z di SR017 merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBN Ritel.

6)    Jumlah investor yang membeli SR017 dengan nominal Rp1 juta sebanyak 4.266 investor, merupakan yang terbanyak sepanjang penerbitan SBSN Ritel dengan platform e-SBN.

7)    Dari sisi profesi, investor Wiraswasta mencatat nominal pembelian terbesar yaitu Rp10,60 triliun (39,30% dari total penjualan), sedangkan investor Pegawai Swasta merupakan jumlah investor terbanyak yaitu 22.542 investor (34,49% dari total investor).

8)    Partisipasi investor ASN/TNI/Polri pada SR017 adalah sebesar Rp1,20 triliun (4,45% dari total penjualan) dengan jumlah investor sebanyak 4.428 orang (6,77% dari total investor).

9)    Berdasarkan gender, jumlah investor didominasi oleh investor perempuan sebesar 57,88% atau 37.829 orang.  Namun dari segi volume pemesanan, porsi investor laki-laki sedikit lebih besar dari investor perempuan, yaitu 50,09% atau Rp13,51 triliun. Kondisi ini sedikit berbeda dibandingkan seri-seri SBSN Ritel sebelumnya yang didominasi oleh investor perempuan, baik dari sisi jumlah investor maupun volume pemesanan.

10) Nominal penjualan terbesar terjadi di provinsi DKI Jakarta, yaitu Rp10,88 triliun (40,33%dari total penjualan) dengan jumlah investor sebanyak 20.679 orang (31,64% dari total investor).

11) Volume pemesanan dan jumlah investor dari Wilayah Indonesia Tengah sebesar Rp2,32 triliun dari 5.333 investor, merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN Ritelyang menunjukkan bahwa upaya edukasi dan marketing secara offline ke wilayah tengah Indonesia cukup berhasil. Sementara itu, porsi penjualan SR017 di Wilayah Indonesia Timur adalah sebesar 0,74% dari total volume penjualan, dengan porsi investor sebanyak 0,57% dari total investor.

12) Jumlah investor baru SR017 terhadap SBN Ritel sebanyak 24.038 investor atau 36,78% dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp7,50 triliun (27,82% dari total penjualan). Sedangkan apabila dibandingkan terhadap SBSN Ritel adalah sebanyak 34.210 orang (52,34%), dengan total nominal Rp10,94 triliun (40,57%). Jumlah investor baru pada SR017 merupakan yang terbesar sepanjang penerbitan SBSN Ritel.

“Penerbitan Instrumen SBN Ritel tersebut merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik serta memperluas basis investor, khususnya investor ritel serta mendukung peralihan masyarakat dari saving society menjadi investment society,” demikian Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan. (ray)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment