Senin, 17 Oktober 2022
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus US$ 4,99 miliar pada September 2022, dengan nilai ekspor US$ 24,80 miliar dan impor US$ 19,81 miliar.
“Jadi, neraca perdagangan Indonesia sampai September 2022 ini membukukan surplus selama 29 berturut-turut kalau kita lihat sejak Mei 2020,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto di Jakarta, Senin (17/10).
Setianto menyampaikan surplus neraca perdagangan ditopang oleh neraca perdagangan komoditas nonmigas sebesar US$ 7,09 miliar, dengan dengan komoditas penyumbang surplus terbesar yaitu komoditas bahan bakar mineral, lemak dam minyak hewan nabati, serta besi dan baja.
Sementara itu neraca perdagangan komoditas migas masih mengalami defisit US$ 2,10 miliar dengan komoditas penyumbang defisit utama adalah minyak mentah dan hasil minyak.
Setianto memaparkan terdapat tiga negara yang menyumbang surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia yakni Amerika Serikat, India, dan Filipina.
Perdagangan dengan AS mengalami surplus US$ 1,26 miliar dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik,; alas kaki, serta lemak dan minyak hewan nabati.
Sedangkan dengan India mengalami surplus US$ 1,22 miliar dengan penyumbang surplus terbesar pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, dan besi baja.
Kemudian dengan Filipina surplus US$ 1,1 miliar dengan penyumbang surplus utama bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, bijih logam terak, dan abu.
Selain surplus, ada tiga negara yang mengalami defisit terbesar, yang pertama adalah Australia defisit US$ 647,5 juta dengan komoditas utama bahan bakar mineral, serealia, serta logam mulia, dan perhiasan.
Kemudian dengan Thailand mengalami defisit US$ 334 juta dengan komoditas utamanya mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, plastik dan barang dari plastik, serta kendaraan dan bagiannya.
Terakhir yakni perdagangan dengan Brazil yang defisit US$ 263,1 juta dengan komoditas utama ampas dan sisa industri makanan, gula dan kembang gula, serta daging hewan.
Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-September 2022 mengalami surplus sebesar US$ 39,87 miliar dengan surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 58,75 miliar, dan defisit neraca perdagangan migas US$ 18,89 miliar. (sr)