Kamis, 12 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Pariwisata dan Ekononomi Kreatif
(Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mendorong
ekosistem dan industri rintisan sekaligus menciptakan iklim persaingan yang kondusif,
baik bagi startup asing ataupun startup lokal.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio saat
acara Indonesia Innovation Forum di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu
(11/12), menjelaskan saat ini untuk mendirikan perusahaan startup menjadi hal
yang luar biasa dan menjadi pilihan karier terfavorit di kalangan anak muda.
Untuk itu kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan bersama.
“Kemenparekraf/Baparekraf meluncurkan kendaraan bersama untuk mewujudkan
ekosistem yang kondusif bagi startup digital Indonesia yaitu Go Startup
Indonesia. Ada mitos di dunia yang mengatakan digital it’s about technology
tapi sebetulnya digital lebih dari sekadar teknologi, digital is about the
people, better serving people needs, lalu siapa people yang dimaksud, ialah
bangsa kita sendiri,” katanya.
Wishnutama juga menjelaskan, pembangunan ekosistem digital harus bermuara
kepada kepentingan bangsa, kepentingan nasional, kepentingan Indonesia yang
pada akhirnya diupayakan untuk meningkatkan daya saing masyarakat. Ia mengajak
semua pihak untuk membangun bangsa ini menjadi bangsa yang produktif melalui
ekonomi kreatif.
“Bangsa Indonesia jangan hanya menjadi target pasar, pembangunan ekonomi
digital atau startup ini harus memperhatikan keseimbangan produk digital dan
juga produk barang, jasa, dan konten. Jangan sampai produk dan merek-merek
asing yang nantinya akan menerima manfaat dibandingkan dengan bangsa kita
sendiri,” katanya.
Wishnutama menyatakan akan bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk membuat
kesetaraan dalam hal lapangan persaingan bagi aplikasi asing dan aplikasi
lokal.
Aplikasi asing dengan jumlah pengguna atau revenue tertentu di Indonesia
diharapkan nantinya memiliki badan hukum dan melakukan investasi langsung di
Indonesia.
“Sehingga ke depan kita bisa menciptakan kompetisi yang fair. Bukan hanya
antara aplikasi asing dan lokal tapi juga subsektor ekonomi kreatif
lainnya,” ujarnya.
Wishnutama juga mengaku, untuk mewujudkan hal tersebut butuh sinergi, kerja
sama, dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan baik pemerintah atau
nonpemerintah sebagai upaya membangun ekosistem startup yang kondusif di
Indonesia.
“Melalui platform Go Startup Indonesia diharapkan bisa memancing ketertarikan
investor untuk berinvestasi kepada startup tersebut. Dan menjadi ajang untuk
mempromosikan serta mengukur kemampuan dari startup. Sekaligus menjadi ajang
untuk mencari pasar yang teruji bagi startup,” katanya. (sr)