Senin, 6 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diharapkan dapat
terus mendorong semaraknya aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan-nelayan
Indonesia di Laut Natuna yang merupakan bagian dari perairan nasional.
“Dalam diplomasi internasional, kehadiran merupakan kata kunci yang harus
dimenangkan,” kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk
Kemanusiaan, Abdul Halim, di Jakarta, Minggu (5/1).
Untuk itu, Abdul Halim juga sepakat bahwa KKP harus benar-benar membangun sektor
kelautan dan perikanan nasional secara terus-menerus sehingga eksistensi NKRI
betul-betul terasa nyata di Natuna.
Hal tersebut, lanjutnya, dapat dilakukan dengan membawa semua
kementerian/lembaga negara menggelar kekuatan secara kolektif sesuai tupoksinya
secara koordinatif di beranda negeri ini.
“Dengan cara itulah, kita bisa memenangkan pertarungan menghadapi klaim
tak berdasar dari Cina atau negara lainnya,” katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar
Pandjaitan mengusulkan pembelian kapal pelayaran samudera (ocean going
vessel) berukuran besar untuk menjaga laut Indonesia.
Hal itu dilakukan menyusul insiden masuknya kapal penjaga pantai China ke
perairan Natuna, Kepulauan Riau, yang mengawal beberapa kapal ikan asal negeri
panda itu di perairan tersebut Desember 2019.
“Saya tadi usul supaya ada kapal ocean going yang lebih panjang.
Kita belum pernah punya selama republik ini merdeka. Tadi dengan Pak Bowo
(Prabowo Subianto) mau beli yang 138-140 meter frigate,” katanya.
Luhut mengatakan kapal yang lebih besar diharapkan bisa memperkuat penjagaan
laut Indonesia.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pula, Luhut
mengatakan pemerintah sepakat untuk memperbanyak kapal patroli di perbatasan.
Ia pun meminta agar masalah masuknya kapal China ke perairan di Natuna tidak
dibesar-besarkan.
Sebelumya, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan bahwa
selama 2015-2019 telah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 80 miliar untuk
pembangunan infrastruktur pulau terluar di Kabupaten Natuna, Kepri.
Masing-masing untuk peningkatan jalan trans Batubi-Klarik, jalan trans
Batubi-Tanjung Kudu/Sedanau, jembatan Sungai Tengah 1 bentang 30 meter,
jembatan sungai tengah 2 bentang 20 meter dan Sungai Curing bentang 40 meter.
“Pembangunan infrastruktur ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah. Dalam hal ini khususnya masyarakat di Natuna,” kata
Plt Gubernur Kepri, Isdianto saat peresmian sejumlah proyek infrastruktur di
Kecamatan Batubi, Natuna, Senin (23/12). (sr)