Kamis, 13 Juli 2023
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Banjir menyebabkan sejumlah infrastruktur publk di Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, rusak. Kejadian ini berlangsung pada Senin lalu (10/7), pukul 18.30 waktu setempat atau WIT. Pemerintah daerah mengupayakan perbaikan darurat pada fasilitas rusak.
Banjir terjadi di Desa Songa, Kecamatan Bacan Timur Tengah dan Desa Tabajaya, Kecamatan Bacan Timur Selatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan mencatat infrastruktur rusak antara lain drainase di wilayah Songa dan Wayaua. Derasnya arus hingga menggerus dinding saluran sepanjang 75 meter. Hal serupa juga terjadi di Desa Tabajaya, drainase rusak berat sepanjang 40 meter.
Selain drainase, talud penahan tebing sungai juga ambruk sepanjang 13 meter di Tabajaya.
Personel dari BPBD dan organisasi perangkat daerah lain melakukan upaya darurat, seperti pembangunan drainase, normalisasi sungai dan perkuatan tebing sungai sepanjang 400 meter. Mereka juga berkoordinasi dengan apparat desa maupun kecamatan terdampak untuk mendata dan bersiaga di lokasi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Halmahera Selatan Muhajir menyampaikan kebutuhan mendesak, perlunya perbaikan saluran drainase sepanjang 50 meter di Desa Tabajaya.
Saat banjir terjadi tinggi muka air mencapai 70 cm. Namun demikian tidak ada warga yang melakukan pengungsian meskipun rumah 26 KK tergenang.
Hujan lebat dan berdurasi lama mengguyur dua desa tersebut hingga debit air pada sungai dan drainase meluap.
Perkembangan Terkini Banjir Maluku Tengah
Sementara itu, perkembangan terkini banjir di Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, pada Rabu (12/7), pukul 16.30 WIB, banjir surut. Namun demikian BPBD Kabupaten Maluku Tengah menyebutkan pihaknya masih tetap bersiaga karena hujan masih berlangsung. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memicu kembali banjir di wilayahnya.
Setelah surut, kendaraan warga dapat melintas atau pun menyeberang lagi meskipun banyak sampah berada di jalan.
Banjir yang terjadi di Maluku Tengah ini berdampak pada sejumlah desa di Kecamatan Amahai, Tehoru dan Seram Utara. Peristiwa ini berlangsung pada Minggu lalu (9/7) setelah hujan lebat dan berdurasi lama hingga debit air di beberapa sungai meluap.
Pada kejadian tersebut, 222 KK atau 959 warga desa terdampak dan 1 jembatan putus.
Menyikapi bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga. Peringatan dini cuaca pada hari ini hingga esok (14/7) hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih berpeluang terjadi di wilayah Maluku Utara dan Maluku.
“Peringatan dini cuaca dengan potensi yang sama dapat berpeluang terjadi di wilayah Aceh, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimatnan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara, Papua Barat dan Papua,” ungkap Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Kamis (13/7). (rud)