Kamis, 9 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Perusahaan ternama asal Korea Selatan LG Chemical ingin
berpartisipasi dalam pilot project pengembangan kendaraan motor listrik di
tanah air, di mana langkah ini dapat mengakselerasi penerapan Peraturan
Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor
Listrik Berbasis Baterai.
“LG Chemical diharapkan bisa berpartisipasi dalam proyek tersebut, misalnya
dengan menyediakan baterai motor elektrik dengan skema battery swap,” kata
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seusai melakukan pertemuan
dengan direksi LG Chemical, Rabu (8/1).
Menperin berharap, LG Chemical dapat berkolaborasi dengan delapan perusahaan
motor listrik dalam pilot projecttersebut.
Adapun delapan perusahaan motor elektrik yang berpotensi ikut berpartisipasi
dalam proyek tersebut, yaitu PT Wijaya Karya Tbk/WIKA (Gesit), PT Triangle
Motorindo (VIAR), PT Juara Bike (Selis), PT Migo Ebike Success (MIGO), PT Green
City Traffic (ECGO), PT Terang Dunia Internusa (United), PT Tomara Jaya Perkasa
(Tomara), dan PT Volta Indonesia Semesta (Volta).
“Untuk pilot project battery swap, akan memanfaatkan fasilitas charging
di BSD Serpong, BPPT Serpong, dan BPPT Jakarta. Kemudian, LG Chemical dan
partner lokal akan membangun fasilitas swap dan charging di Jakarta dan
Tangerang,” papar Agus.
Sebelumnya, ketika melakukan kunjungan kerja ke Seoul pada November lalu,
Menperin AGK sempat melakukan one on one meeting dengan direksi LG Chemical.
Pada pertemuan tersebut, korporasi raksasa asal Negeri Ginseng itu juga
menyampaikan keinginannya untuk melakukan studi terkait penggunaan baterai
listrik pada sepeda motor dalam mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan
di Indonesia.
“LG berniat untuk melakukan penelitian dan mendukung studi, melakukan
kajian-kajian untuk kendaraan, terutama sepeda motor listrik,” imbuhnya.
Agus menambahkan, pemerintah menargetkan sekitar 20 persen dari total produksi
nasional atau sebanyak dua juta unit pada tahun 2025 adalah sepeda motor
listrik. Dari jumlah tersebut, diharapkan terjadi peningkatan hingga tahun
2029.
Sehingga, pada 2030 Indonesia diproyeksikan menjadi pusat kendaraan listrik di
kawasan ASEAN
“Untuk merealisasikan target tersebut, kami secara agresif mengajak para
produsen otomotif agar membuka kegiatan produksi di Indonesia. Pemerintah yakin
bahwa Indonesia memiliki banyak keunggulan pada sektor otomotif, sehingga
target pada tahun 2030 tersebut, bukan hal yang mustahil untuk dicapai,” tegas
Menperin.
Kementerian Perindustrian mencatat, dari sisi produksi dan penjualan sepeda motor
nasional sejak tahun 2010 sampai 2018 telah mencapai rata-ata di atas 6,5 juta
unit per tahun. Hal ini membawa dampak positif karena banyak industri komponen
lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut.
Sementara itu, periode Januari-Oktober 2019, produksi sepeda motor tercatat
sebanyak 6,2 juta unit, di mana penjualan domestik sebesar 5,5 juta unit dan
ekspor sebesar 682 ribu unit.
Adapun negara utama tujuan ekspor sepeda motor dari Indonesia, di antaranya ke
Filipina, Thailand, Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Jepang, Eropa Barat
dan Amerika Latin. (sr)