Selasa, 14 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Persatuan Emirat Arab (PEA) berinvestasi pada pengembangan
bisnis sektor energi di Indonesia senilai US$ 22,89 miliar atau Rp 314,9 triliun.
Sebanyak 11 perjanjian bisnis yang berhasil diteken antara Indonesia dengan
PEA, sebagian menyasar ke bisnis energi.
Total estimasi nilai investasi yang diperoleh dari 11 hasil perjanjian tersebut
mencapai Rp 314,9 triliun, di samping sebelas perjanjian bisnis, diteken pula 5
perjanjian antara pemerintah PEA dan Indonesia di bidang keagamaan, pendidikan,
pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.
“Saya menyambut baik, hari ini 16 perjanjian kerja sama dapat
dilakukan,” kata Presiden Jokowi usai pertemuan bilateral dengan Putra
Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata PEA Mohamed
bin Zayed di Abu Dhabi, Senin (13/1) waktu setempat.
Dari 16 perjanjian, Indonesia dan PEA menyepakati di bidang keagamaan,
pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme. Sementara itu,
ada 11 perjanjian bisnis yang diteken antarkedua negara meliputi bidang energi,
minyak dan gas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.
Salah satu dari kesepakatan bisnis yang akan dijalankan adalah pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat.
Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar, yang berbasis di Abu Dhabi,
PEA, akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBi) membangun
PLTS Terapung Cirata sebesar 145 Mega Watt Peak (MWp).
Investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp 1,8 triliun. PLTS Terapung
Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di
ASEAN setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Powerplant sebesar 132,5 MW.
Selain pengembangan Energi Baru Terbarukan, ditandatangani pula kesepakatan
bisnis sejumlah proyek migas seperti pengembangan Refinery Development Master
Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, potensi minyak
mentah di Balongan antara Pertamina dengan ADNOC, hingga penyediaan Liquefied
Petroleum Gas (LPG) antara ADNOC dengan Pertamina.
Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global
Aluminium (EGA) dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dalam rangka
penambahan produksi ingot alloy dan billet. Pada masa uji coba penambahan
produksi direncanakan sekitar 20 ribu ton, dimana kapasitas produksi normal
saat ini mencapai 250 ribu ton. (sr)