Jumat, 20 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono
menyatakan, jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) II akan dioperasikan pada
akhir November 2019, sehingga bisa turut
memperlancar arus mudik Natal dan Tahun Baru 2020.
“Ini merupakan pekerjaan besar. Ada sekitar 9.000 tiang pancang yang
dibuat dalam pembangunan tol ini. Tol Layang Japek II juga akan menjadi
jembatan terpanjang di Indonesia, karena semuanya elevated. Tol ini juga
diiawasi oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Pada 23
September 2019 akan dimulai uji beban sehingga kami rencanakan pada November
2019, Insya Allah bisa operasional,” ujar Menteri Basuki, Jumat (20/9).
Menteri Basuki. tol ini sangat ditunggu oleh masyarakat. Presiden Joko Widodo
juga menaruh perhatian besar terhadap penyelesaian ruas tol ini karena akan
menunjang kelancaran mobilitas angkutan logistik dari Pelabuhan Tanjung Priok
ke kawasan industri di Cikarang, Karawang dan Cibitung maupun ke arah Bandung
dan Tol Trans Jawa.
Sebelum dioperasikan akan dilakukan uji beban dengan menggunakan 16 truk dengan
beban masing-masing 40 ton terdiri dari uji statis dan dinamis.
Tol Layang Jakarta-Cikampek II akan
menambah kapasitas Tol Japek yang ada di bawahnya serta memisahkan antara arus
lalu lintas (lalin) jarak pendek dengan arus lalin jarak jauh. Kendaraan tujuan
jarak pendek akan menggunakan Tol Japek, sementara kendaraan tujuan jarak jauh
menggunakan Tol Layang Japek II.
Tol Layang Japek II berada tepat di sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek
eksisting, membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat (Sta 9+500 sampai
dengan Sta 47+500). Pengusahaannya dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)
PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) yang merupakan anak usaha dari PT. Jasa
Marga.
Menteri Basuki memberikan apresiasi kepada PT. Jasa Marga, para kontraktor
yakni PT Waskita Karya, PT ACSET dan PT Bukaka dan konsultan Tol Layang Japek
II yang dapat menyelesaikan pembangunan sesuai target karena selain konstruksi
layang, pekerjaannya dilakukan bersamaan dan berdekatan dengan pembangunan
infrastruktur lain yakni Kereta Cepat Jakarta – Bandung, Kereta Ringan
Jabodetabek (light tail transit) dilakukan diatas jalan tol eksisting yang
beroperasi.
“Pekerjaan berhasil diselesaikan dengan window time yang sempit dan tidak
boleh ada pekerjaan pada Sabtu dan Minggu. Selain itu faktor Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) juga diperhatikan dengan baik sehingga bisa zero
accident atau tidak ada kecelakaan kerja yang fatal. Harmonisasi juga berhasil
dilakukan,” katanya. (sr)