Selasa, 25 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Sejumlah investor dari Australia mengaku menghadapi kendala
untuk berinvestasi di Indonesia karena birokrasi yang rumit dan panjang.
“Itu bukan kata saya, tapi yang kami dengar dari para investor,” kata
Peter Simojoki, Sekretaris Dua Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Australia,
Selasa (25/2).
Faktanya, kata dia, selama 10 tahun terakhir investor Australia hanya transit
saja di Indonesia, sementara investasi mereka ditujukan ke Singapura, Hong
Kong, China, Jepang, dan Korea.
Sebenarnya, upaya serius sudah dilakukan baik Indonesia maupun Australia.
“Karena langkah politik sudah kuat, ada yang bilang hubungan Indonesia dan
Australia pasang surut, dulu mungkin benar, tapi sekarang sudah tahap hubungan
lebih dewasa,” katanya.
Hubungan politik bilateral sudah memiliki daya tahan sehingga jika ada
masalah-masalah, cepat teratasi karena tingkat kepercayaan sekarang lebih
tinggi ketimbang dulu.
“Tapi hubungan ekonomi belum memadai, padahal letak geografis sangat
dekat. Dan setahu saya Australia dan Indonesia memiliki garis perbatasan
terpanjang di dunia,” ujarnya.
Pemerintah Australia dan Indonesia telah berusaha menciptakan hubungan
ekosistem agar hubungan ekonomi lebih berkembang.
“Kami tidak bisa menyuruh pengusaha atau pedagang masuk ke Indonesia. Yang
bisa dilakukan pemerintah Australia dan Indonesia adalah menciptakan iklim yang
baik sehingga investor merasa aman dan nyaman berusaha di sini,” ujarnya.
Itu salah satu tujuan kemitraan atau kesepakatan komprehensif perdagangan bebas
bilateral dinamakan “Indonesia Australia Comprehensive Economic
Partnership Agreement ( IA-CEPA)” yang ditandatangani Maret 2019.
Kesepakatan ini diharapkan investor Australia tertarik berinvestasi di
Indonesia.
Australia serius membuka misi diplomatik dan perdagangan di Indonesia.
Buktinya, kata dia, Australia membuka misi diplomatik dan perdagangan di
Indonesia di luar Jakarta dan Bali, yakni Makassar, Surabaya dan sudah lama di
Bandung.
Selain membuka cabang, pihaknya proaktif dalam mendatangi provinsi-provinsi,
termasuk Kaltara untuk memperkuat hubungan dagang serta membantu investor
Australia dalam mendapat peluang.
“Nanti siang saya ke Tanjung Selor untuk bertemu Gubernur Kaltara dan Bupati
Bulungan terkait hubungan dagang dan mencari peluang investasi,” ujarnya.
Harapannya masalah yang dikeluhkan investor Australia itu segera dibenahi. (ki)