Rabu, 25 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan
bahwa pengalokasian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 akan difokuskan
pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan menyiapkan dana
sebesar Rp 508,1 triliun untuk sektor pendidikan.
Menurut dia, alokasi dana pendidikan tersebut berasal dari belanja pemerintah
pusat Rp 172,2 triliun, TKDD Rp 306,9 triliun, dan pengeluaran pembiayaan Rp 29
triliun.
βItu masuk dalam anggaran pendidikan yang diarahkan untuk peningkatan kualitas
SDM sebagai bagian mewujudkan kesejahteraan dan keadilan rakyat,β katanya,
Selasa (24/9).
Sri Mulyani merinci sebagian dari total anggaran pendidikan tersebut akan
dialokasikan untuk penelitian, yaitu Rp 1,5 triliun bagi 1.450 riset yang
dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti) dan Rp 284,1 miliar untuk 104 riset oleh LPDP.
Ia mengatakan pemerintah juga akan mengalokasikan dana tersebut untuk
memberikan beasiswa LPDP kepada 17.333 mahasiswa S2 dan S3 yang terdiri dari
5.000 mahasiswa baru dan 12.333 mahasiswa lanjutan dengan menyediakan dana
senilai Rp 1,8 triliun.
Sedangkan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) akan tetap dilanjutkan dengan
mengalokasikan Rp 6,7 triliun untuk level mahasiswa dan Rp 11,2 triliun untuk
tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat.
Untuk Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) bagi 7,4 juta anak yang berada di
tingkat PAUD sebesar Rp 4,5 triliun dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp 63
triliun untuk 54,6 juta siswa atau 271 ribu sekolah umum atau madrasah.
Sedangkan untuk sarana dan prasarana, pemerintah menyediakan Rp 307,6 miliar
untuk PAUD, Rp 7,8 triliun untuk merehabilitasi atau membangun 15,1 ribu ruang
kelas atau 2.677 sekolah, dan Rp 4,4 triliun untuk 87 gedung kampus.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan generasi muda melalui pelatihan kerja
dengan alokasi dana sebesar Rp10 triliun dengan target 2 juta peserta dengan
memberikan Kartu Pra Kerja kepada para pencari kerja atau pekerja untuk
mendapatkan layanan vokasi.
Pelatihan kerja tersebut memiliki dua desain implementasi yaitu digital di mana
peserta memilih jenis pelatihan melalui platform seperti GoJek, Tokopedia, atau
Jobstreet lalu bisa memilih melakukan pelatihan dengan online (e-learning) atau
offline (tatap muka) dan secara reguler yakni pelatihan dan sertifikasi yang
dilakukan secara tatap muka di LPK pemerintah, swasta, serta TC. (ki)