Selasa, 3 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendorong
Kanada untuk segera menuntaskan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada
(ASEAN–Canada FTA) untuk meraih potensi tambahan produk domestik bruto (PDB)
senilai US$ 39,36 miliar.
Kanada merupakan mitra dagang tradisional ASEAN, sehingga Indonesia mengundang
Kanada untuk memperluas cakupan kerja sama melalui finalisasi ASEAN–Canada FTA,
kata Duta Besar RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani, Selasa (3/3).
Pernyataan tersebut disampaikan Dubes RI dalam kesempatan sebagai pembicara
pada sesi diskusi terbatas mengenai “Perjanjian Perdagangan Bebas
ASEAN-Kanada: Potensi dan Manfaat” di Ottawa pada 2 Maret 2020.
Pertemuan itu dihadiri oleh 93 orang undangan dari kalangan asosiasi pengusaha,
pejabat pemerintah, kalangan akademisi dan pejabat dari kedutaan besar
negara-negara ASEAN.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh KBRI Ottawa bekerja sama dengan Export
Development Canada, suatu BUMN untuk kredit ekspor milik Kanada.
Pertemuan tersebut juga dihadiri sejumlah pembicara lain, yaitu Wakil
Dubes/Kuasa Usaha Ad-Interim Kedubes Vietnam di Ottawa Huong Tra Nguyen,
Direktur Kebijakan dan Perundingan Perdagangan Kemlu Kanada Jay Allen, dan
Ketua Dewan Bisnis Kanada–ASEAN Jean Charest.
Pada kesempatan itu, Jean Charest menegaskan bahwa Kanada memiliki banyak aspek
yang mendukung ke arah pemanfaatan ASEAN-Canada FTA, termasuk sistem keuangan
dan perbankan yang handal, perekonomian yang berbasis pada teknologi informasi
dan sistem digital, dana pensiun yang berlimpah yang dapat ditujukan untuk
pembangunan infastruktur serta kedudukan geografis Kanada sebagai pintu masuk
untuk pasar AS.
Sementara itu, Direktur Kebijakan dan Perundingan Perdagangan Kemlu Kanada Jay
Allen menyatakan bahwa perhatian Kanada terhadap pasar Asia sudah ada, namun
pendekatan yang diambil adalah melalui kerja sama pembangunan.
Untuk itu, Pemerintah Kanada telah meluncurkan berbagai inisiatif yang
bertujuan untuk membangun akses pasar, termasuk mengembangkan program
pelatihan, penunjukan komisioner perdagangan, fasilitasi untuk ekspor dan
dukungan untuk investasi luar negeri.
Wakil Dubes Vietnam untuk Kanada Huong Tra Nguyen menekankan pentingnya
Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN–Kanada sebagai suatu mekanisme untuk
memperkuat posisi ASEAN dalam konteks jejaring rantai pasokan dan rantai nilai
global, termasuk bagi Kanada.
Dia juga menyampaikan bahwa ASEAN-Canada FTA adalah wujud konkret pembentukan
norma dalam perdagangan multilateral yang selama ini didorong oleh Kanada di
banyak forum global.
Selanjutnya, Dubes RI untuk Kanada Abdul Kadir Jailani menunjukkan statistik
mengenai manfaat yang dapat diambil oleh ASEAN dan Kanada dari skema
ASEAN-Canada FTA.
Dia menjelaskan bahwa baik ASEAN maupun Kanada berpotensi untuk mendapatkan
tambahan PDB riil dari implementasi perjanjian perdagangan bebas tersebut.
ASEAN diperkirakan akan mendapatkan sekitar US$ 39,36 miliar , sementara Kanada
diperkirakan akan mencetak tambahan PDB riil sekitar US$ 5,11 miliar.
Masing-masing pihak mendapatkan manfaat dari kalkulasi penghapusan tarif,
pengurangan Tindakan Non-Tarif (Non-Tariff Measures /NTMs) dan fasilitasi
perdagangan dengan asumsi skenario liberalisasi secara penuh.
Dubes Jailani lebih lanjut menjelaskan bahwa perjanjian perdagangan bebas bukan
hanya terkait dengan barang dan jasa, tetapi juga sejumlah hal lain yang
menyangkut tata kelola, peraturan serta budaya dan perspektif sosial.
Untuk itu, dia juga memaparkan tentang potensi kesenjangan pandangan antara
ASEAN dan Kanada, termasuk mengenai investasi, e-commerce, pergerakan penduduk
(movement of natural persons), jasa keuangan, hak-hak intelektual dan isu lingkungan
serta masyarakat adat. (sr)