Senin, 9 Maret 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Usaha rintisan atau start up yang digawangi kalangan milenial
mulai mengincar potensi bisnis dari pengembangan pembangkit listrik dari energi
surya.
Respon pasar yang positif terlihat dari mulai bermunculannya berbagai usaha
rintisan atau startup yang bergerak di sektor tersebut, dari skala rumahan
hingga pabrikan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK)
Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Minggu (8/3), mengatakan melimpahnya
potensi EBT menjadi salah satu faktor pemicu bagi para pelaku usaha dalam
mengembangkan startup energi.
“Utilisasi EBT baru sebesar 2,1% dari potensi EBT sekitar 400 Giga Watt
(GW),” kata Agung .
Salah satu potensi bisnis yang menjanjikan adalah energi surya. Menurut Agung,
dengan potensi 207 GW, perkembangan permintaan energi surya meningkat pesat,
baik di kota-kota besar untuk kebutuhan atap surya, hingga ke daerah frontier
untuk Solar Home System (SHS).
“Industrinya banyak berkembang di kawasan industri seperti Bekasi,
Tangerang, juga daerah Surabaya dan sekitarnya,” ungkap Agung.
Potensi bisnis solar PV yang besar tersebut dirasakan Direktur Utama PT Gerbang
Multindo Nusantara Chayun Budiono. Memulai usaha panel surya di 1994, ia
menilai sumber-sumber EBT lokal menyimpan potensi bisnis yang luar biasa.
“Tak hanya solar PV, pasar off-grid ini menjanjikan, maka disinilah yang
harus kita dorong,” tegas Chayun.
Ia juga melihat startup energi penting difungsikan sebagai salah satu langkah
disrupsi energi.
“Bagaimana startup energi ini kita bangun bersama, menjadi tuan rumah di
negeri sendiri. Menyelesaikan tantangan atas perkembangan teknologi yang
ada,” tandas Chayun.
Selaras dengan yang diungkapkan Chayun, peluang EBT juga ditangkap baik oleh
Warung Energi, salah satu startup yang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga
(PLT) hybird antara surya dengan angin.
“Saya membangun sistem solar PV ini perjuangannya luar biasa karena
ekosistemnya belum terbentuk,” kata Chief Financial Officer Warung Energi
Nimas Pratiwi.
Lebih lanjut, Nimas mengungkapkan keinginannya untuk membangun kemampuan
manufaktur dan integrasi sistem EBT. Ia berharap Warung Energi nantinya dapat
menyediakan beberapa produk penyedia energi listrik berbasis energi terbarukan
seperti pico solar home system, panel surya, pompa tenaga surya, dan berbagai
produk EBT lainnya. “Ke depan kami tidak hanya di Solar PV saja,”
jelasnya.
Warung Energi kini memiliki beberapa paket PLTS On-grid dan Off-grid yang dapat
diaplikasikan untuk perdesaan, rumah, dan industri. Selain menawarkan produk,
startup tersebut juga menawarkan jasa konsultasi, perencanaan hingga
engineering design untuk klien yang ingin memasang PLTS.
“Kami ingin menciptakan pasar dan model usaha EBT yang
berkelanjutan,” kata Nimas. (ki)