Kamis, 19 Maret 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Lembaga pemeringkat kredit Rating and Investment Information, Inc. (R&I) telah menaikkan peringkat utang (rating) Indonesia pada posisi BBB+, dengan outlook stable. Sebelumnya pada bulan April 2019, R&I memberikan peringkat utang Indonesia BBB dengan outlook stable.
Dalam laporannya, R&I menyatakan bahwa peningkatan tersebut didasarkan atas penilaian R&I tentang kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat melanjutkan pertumbuhan yang stabil dalam jangka menengah, menjaga defisit fiskal, mempertahankan rasio utang pada tingkat yang rendah, menjaga cadangan devisa yang cukup untuk hutang luar negeri jangka pendek, dan mempertahankan ketahanan ekonomi terhadap guncangan eksternal melalui kebijakan yang menekankan stabilitas makroekonomi dan disiplin fiskal.
Selain itu, R&I memandang positif upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas belanja untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memperkuat daya saing. “R&I memperkirakan defisit APBN tahun 2020 akan sedikit berada di atas target pemerintah. Namun, R&I percaya bahwa peningkatan defisit tersebut tidak akan mempengaruhi peringkat kredit,” kata Rahayu Puspasari, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Rabu.
Lebih lanjut, R&I mencermati jumlah obligasi pemerintah yang dipegang oleh non-residen dan utang luar negeri dalam mata uang asing yang membuat struktur utang rentan terhadap fluktuasi di pasar keuangan global. Sikap kebijakan yang fokus pada ekonomi makro, stabilitas dan disiplin fiskal, bersama dengan dorongan kuat untuk melakukan reformasi struktural terus menjadi penting.
Kenaikan peringkat utang R&I ini telah mengkonfirmasi kepercayaan R&I dan investor global tentang fundamental ekonomi Indonesia yang kuat. “Walaupun penyebaran virus corona diprediksi dapat menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia dibawah 5% pada tahun 2020, R&I tetap berharap ekonomi Indonesia segera pulih setelah pandemik dapat diatasi, mengingat kekuatan ekonomi Indonesia dan lingkungan politik yang stabil. Harapan ini didukung oleh efektivitas kebijakan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” demikian Rahayu Puspasari. (udy)