Senin, 26 Maret 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menjelaskan, salah satu prioritas utama pemerintah di tengah gejolak ekonomi akibat wabah virus corona saat ini, adalah menjaga ketersediaan bahan pangan pokok.
Dia menegaskan, guna menjaga stabilitas stok dan harga dari 11 komoditas bahan pokok utama, maka pemerintah akan memfokuskan diri dalam upaya menjaga empat aspek penting di dalamnya. Pangan utama dan strategis yang dimaksud adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam, telur ayam, gula pasir dan minyak goreng.
“Yang pertama dari sisi stok atau ketersediaan, yang kedua dari sisi pasokan, yang ketiga dari sisi distribusi, dan keempat yang paling penting adalah stabilisasi harga,” kata Susiwijono dalam telekonferensi, hari ini.
Susiwijono memastikan, dari sisi stok bahan pangan, pemerintah akan menggelar rapat koordinasi dua kali dalam seminggu, guna membahas dan memonitoring bahan pangan pokok tersebut.
“Kita setiap hari melakukan monitoring di tim teknis di tingkat eselon 1, di mana kita mengecek mulai dari stok per hari ini, kemudian bagaimana beberapa komoditi yang harus kita realisasi impornya,” kata Susiwijono menegaskan.
Selain itu, pemerintah juga masih terus menghitung prediksi konsumsi bahan pokok selama bulan Ramadhan dan Lebaran mendatang, termasuk jumlah stok tersedia dari awal sampai akhir Mei 2020 besok.
“Jadi ini semua neracanya sudah ada dan setiap hari kita monitor. Kita juga petakan sampai akhir tahun kira-kira ketahanan stok pangan kita mampu sampai berapa bulan,” katanya.
Terkait dengan pasokan, hal ini nantinya akan melibatkan sekian banyak sektor dan dunia usaha, termasuk berbagai asosiasi usaha terutama di sektor ritel. Pemerintah bahkan kerap berdiskusi rutin dengan Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan asosiasi terkait lainnya, untuk bersama-sama menjaga pasokan bahan pangan tersebut.
“Karena kalaupun stok tersedia, jika demand-nya sangat tinggi maka pasokanlah yang harus menyesuaikan,” kata Susiwijono.
Selanjutnya soal masalah distribusi, cakupan luasnya wilayah Indonesia memang membuat sektor logistik dan distribusi juga menjadi faktor yang sangat penting. Karenanya, Susiwijono memastikan bahwa pemerintah pun telah berkoordinasi dengan seluruh asosiasi pengusaha dan para pemerintah daerah.
Kemudian, lanjut Susiwijono, hal terakhir yang terpenting adalah masalah stabilisasi harga, di mana beberapa waktu lalu sempat terjadi lonjakan harga pada komoditas gula pasir yang hingga saat ini telah diselesaikan oleh pemerintah.
Sambil menunggu realisasi impor, dalam rakortas pangan sebelumnya pemerintah pun langsung memutuskan untuk mendatangkan gula pasir 33 ribu ton dari Lampung dan 22 ribu ton dari Dumai.
“Nah, ini yang kita harapkan bisa menjaga stabilisasi harga. Jadi untuk pasokan bahan pangan ini, arahan bapak presiden kita diminta menjaga ketersediaan bahan pangan pokok,” kata Susiwijono.
“Maka kami juga akan terus berupaya untuk menjamin stok aman, pasokan lancar, serta harga stabil dan terjangkau di masyarakat,” kata Susiwijono menegaskan. (au)