Jumat, 24 Juli 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) berupaya lebih keras meningkatkan pangsa pasar fesyen dan dan kerajinan tangan (handicraft) di Amerika Serikat (AS), khususnya di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan penurunan nilai impor AS dari beberapa negara mitranya, termasuk Indonesia.
“Kami terus berupaya meningkatkan ekspor dengan cara-cara yang lebih kreatif untuk
mempertahankan pangsa pasar fesyen dan kerajinan tangan di AS, khususnya di tengah pandemi
Covid-19,” kata Kepala ITPC LA Bayu Nugroho.
Pada 2019, AS mengimpor produk pakaian dari dunia sebesar USD 84,7 miliar atau naik 1,07
persen dibandingkan tahun sebelumnya. Indonesia berada di posisi ke-4 negara pengekspor
pakaian ke AS dengan total USD 4,43 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke AS untuk
pakaian berbahan rajut mencapai USD 2,21 miliar dan pakaian berbahan bukan rajut mencapai
USD 2,22 miliar.
Wilayah Pantai Barat AS, khususnya California, menyumbang 58,71 persen atau senilai USD 1,38
miliar dari total nilai ekspor pakaian Indonesia ke AS. Pantai Barat AS merupakan wilayah kerja
ITPC LA yang mencakup wilayah kerja dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles,
KJRI San Francisco, dan KJRI Houston yang terdiri atas 21 negara bagian.
Pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-7 negara pengekspor kerajinan tangan terbesar ke
AS dengan total ekspormencapai USD 482 juta. Nilai ini meningkat sebesar 41,49 persen
dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD 340 juta. Adapun produk kerajinan
tangan tersebut yaitu produk berbahan kulit, tas, dan barang kebutuhan perjalanan (travel goods).
“Kenaikan nilai ekspor Indonesia, khususnya produk fesyen dan kerajinan tangan merupakan
momentum yang baik bagi pemerintah untuk terus memaksimalkan peluang ekspor produk
nasional,” tutur Bayu.
Salah satu upaya yang dilakukan ITPC LA yaitu dengan menggelar kegiatan penjajakan kesepakatan
dagang (business matching) secara virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan pada Selasa
(20/7). Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Ekspor Indonesia (BBPPEI) dan Bio Hadikesuma Management Training & Consulting (BHMTC).
Business matching melibatkan lima pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor
untuk produk fesyen dan tujuh pelaku UKM berorientasi ekspor untuk produk kerajinan tangan
binaan BBPPEI dan BHMTC. Selain itu, terdapat lima buyer AS yaitu Everina, Toko-toko, HEXI, D Art
Collection, dan Blumera.
“Business matching virtual merupakan salah satu strategi ITPC LA mengoptimalkan potensi ekspor
produk fesyen dan kerajinan tangan Indonesia di AS selama pandemi Covid-19. Inilah saatnya
Pemerintah Indonesia mendorong kinerja ekspor Indonesia ke AS dan membuktikan Indonesia
memiliki produk yang berkualitas dengan harga bersaing,” ujar Bayu.
Menurut Bayu, business matching virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan ini merupakan
salah satu upaya pemerintah mendorong ekspor produk nasional dan diharapkan dapat
menciptakan transaksi ekspor baru. “ITPC LA akan selalu membantu para UKM dalam
memfasilitasi komunikasi dengan para importir. Selain itu, kami juga siap memfasilitasi business
matching one on one bagi para buyer agar bisa mendapatkan mitra baru dari Indonesia,” kata
Bayu.
Business matching virtual untuk produk fesyen dan kerajinan tangan ini merupakan penutup dari
rangkaian business matching virtual yang digelar ITPC Los Angeles dan BBPEI. Acara ini juga
merupakan tindak lanjut dari pelatihan bisnis (business coaching) yang diselenggarakan pada 9 Juli
2020 lalu.
Sebelumnya, pada 14 Juli 2020 ITPC LA telah menggelar business matching untuk produk makanan
minuman. Pada 15 Juli 2020, ITPC LA bekerja sama dengan KJRI San Fransisco dan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur juga melakukan business matching virtual
untuk sektor makanan minuman, furnitur, dan fesyen. Sedangkan pada 17 Juli 2020 ITPC LA
menggelar business matching virtual untuk produk furnitur. (rud)