Senin, 31 Agustus 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM –
Hari Terakhir Pertemuan AEM: Menteri Perdagangan Agus Suparmanto kembali memimpin
Delegasi Indonesia dalam Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) dengan negara Mitra
Dialog yang digelar secara virtual pada Sabtu (29/8). Pertemuan tersebut meliputi Pertemuan
Konsultasi AEM-Kanada ke-9, Pertemuan Konsultasi AEM-Closer Economic Relations (CER) ke-25,
Pertemuan Konsultasi AEM-India ke-27, serta Pertemuan Konsultasi AEM-ROK ke-17.
Pertemuan-pertemuan ini mengakhiri rangkaian Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM)
ke-52 dan Pertemuan Terkait Lainnya yang berlangsung pada 22—29 Agustus 2020.
Dalam Pertemuan Konsultasi AEM-Kanada ke-9, para menteri saling bertukar pendapat mengenai pelaksanaan Work Plan to Implement the ASEAN-Canada Joint Declaration on Trade and Investment (JDTI) periode 2016—2020 serta menyetujui rencana kerja (work plan) periode 2021—2025.
Para menteri juga membahas rekomendasi tindak lanjut kerja sama ASEAN dan Kanada. Pembahasan rekomendasi ini menjadi agenda penting karena akan menjadi acuan kerja bagi SEOM untuk mempersiapkan tindak lanjut kerja sama ASEAN dan Kanada.
Kanada merupakan salah satu mitra dialog penting bagi ASEAN. Saat ini tengah dijajaki peluang
serta tantangannya untuk peningkatan kerja sama melalui pembentukan ASEAN-Canada Free
Trade Agreement (FTA). Dalam mengkaji kemungkinan FTA, beberapa upaya telah dilaksanakan, di
antaranya Joint Feasibility Study for a potential ASEAN-Canada FTA, penyelenggaraan Trade Policy
Dialogue (TPD), dan Exploratory Discussion.
Tahun ini telah diselenggarakan TPD secara virtual pada 8—10 Juni 2020 dengan empat topik
utama, yaitu pengadaan barang dan jasa (government procurement), lingkungan (environment),
tenaga kerja (labour), dan badan usaha milik negara (state-owned enterprises). Mendag Agus juga
mendorong pembahasan rekomendasi sebagai tindak lanjut kerja sama ASEAN dan Kanada.
Mendag Agus menjelaskan, ASEAN, khususnya Indonesia mengapresiasi penyelenggaraan Work
Plan to Implement the ASEAN-Canada JDTI periode 2016—2020 dan menyambut baik rencana
kerja periode 2021—2025.
“Selain itu, Indonesia juga mengajak Menteri Ekonomi ASEAN untuk bertukar pikiran mengenai
usulan rekomendasi kelanjutan kerja sama ASEAN dan Kanada,” jelasnya.
Pada Pertemuan Konsultasi AEM-Closer Economic Relations (CER) ke-25, para menteri mencatat rekomendasi dari Australia-ASEAN Chamber of Commerce (AustCham ASEAN), Australia-ASEAN Business Council (AABC), dan ASEAN-New Zealand Business Council (ANZBC) mengenai perspektif bisnis dalam perdagangan dan investasi di tengah dampak pandemi Covid-19 dalam lingkup ASEAN-CER.
Para Menteri juga membahas perkembangan implementasi ASEAN-Australia-New Zealand Free
Trade Area (AANZFTA), rencana kerja dan perkembangan negosiasi Upgrading AANZFTA, serta
kerja sama ekonomi dalam AANZFTA.
“Indonesia mendukung proses dan tahapan pembahasan serta negosiasi di masing-masing elemen
dalam Upgrading AANZFTA. Secara domestik Indonesia akan terus berkoordinasi dan membahas
secara intensif dengan kementerian/lembaga terkait,” ujar Mendag Agus.
Indonesia juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan Australia dan Selandia Baru untuk
memperpanjang pembiayaan AANZFTA Economic Cooperation Support Program (AECSP) hingga
Desember 2021 serta mendorong program penerus AECSP tahun 2022 dan seterusnya yang
mencakup kegiatan percepatan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Dalam Pertemuan Konsultasi AEM-India ke-27, dialog dengan ASEAN-India Business Council (AIBC), para menteri membahas aktivitas, isuisu, dan rekomendasi dari AIBC baik dari sisi ASEAN dan dari sisi India di tahun 2020 di tengah masa pandemi ini.
Selain masih terdapat pending atas penyelesaian ratifikasi Perjanjian ASEAN-India on Investment
Agreement (AIIA) oleh Kamboja, para menteri berfokus pada pembahasan Review of the ASEANIndia Trade in Goods Agreement (AITIGA) yang akan dilakukan setelah penandatanganan
perundingan RCEP.
“Indonesia secara positif dapat mempertimbangkan reaktivasi review AITIGA dengan memandang
dua hal. Pertama, kami telah mengerahkan sumber daya secara maksimal mengingat hambatan
dan keterbatasan dalam situasi pandemi saat ini. Kedua, pentingnya kejelasan ruang lingkup,
cakupan, dan parameter dalam review AITIGA sebagaimana kesepakatan dalam AEM-India
Consultation ke-12 bulan Agustus 2015. Untuk itu, dipandang dengan aktivasi pembentukan Joint
Committee nantinya akan berfokus pada pembahasan review ini,” ujar Mendag Agus.
Sementara itu, dalam Pertemuan Konsultasi AEM-ROK ke-17,para Menteri Ekonomi ASEAN dan Korea mengesahkan the Joint Ministerial Initiatives on Bolstering the Economic Connectivity between ASEAN-ROK in response to the COVID-19 outbreak yang memuat komitmen bersama untuk menjaga keterbukaan pasar, serta menetapkan langkah-langkah dalam memulihkan kondisi
ekonomi di kawasan.
Kesepakatan ini dicapai para Menteri yang bertukar pandangan mengenai dampak negatif Covid19 terhadap perekonomian kedua pihak dan upaya bersama dalam mempertahankan
keberlangsungan lalu lintas perdagangan dalam memulihkan kondisi perekonomian di kawasan.
Para menteri juga menyepakati pembahasan peningkatan komitmen dalam ASEAN-Korea Free
Trade Area (AKFTA) dilaksanakan mulai tahun 2021.
Di samping itu, para menteri mendukung usulan Korea untuk mendirikan ASEAN-Korea Industrial Innovation Center (AKIIC) dan ASEANKorea Joint Standardization Research Center (AKSRC) di salah satu negara anggota ASEAN.
“Berbagai inisiatif yang tengah digagas antara ASEAN dan Korea diharapkan dapat mendorong
upaya pemulihan ekonomi di kawasan dalam masa pandemi ini. Peningkatan komitmen Perjanjian
AKFTA juga akan meningkatkan kerja sama perdagangan ASEAN dan Korea,” pungkas Mendag
Agus. (dya)