Rabu, 18 November 2020
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Pemerintah terus melakukan akselerasi penyaluran anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi COVID-19 sampai akhir tahun 2020.
“Pemerintah berharap bisa mengoptimalkan penyerapan anggaran sampai akhir tahun 2020,” ucap Tenaga Ahli Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Galih Satwiko, Selasa (17/11).
Tercatat hingga 11 November 2020, dana terserap mencapai Rp386,01 triliun atau 55,5% dari pagu anggaran yang bernilai Rp 695,2 triliun.
Blok anggaran UMKM menjadi yang paling besar mengakselerasi pencairan yang nilainya mencapai Rp 95,62 triliun atau 83,3% dari pagu anggaran.
Adapun pencairan yang terendah berasal dari blok pembiayaan korporasi yang baru mencapai Rp 2,001 triliun atau 3,2% dari pagu.
Pada kesempatan ini, Galih menjelaskan upaya pemerintah dalam melakukan “refocussing” dan realokasi anggaran PEN pada 31 Oktober 2020.
Dari realokasi anggaran PEN, ada dua blok anggaran yang naik cukup tinggi. Salah satunya blok Perlindungan Sosial. Galih menjelaskan sebelum 31 Oktober 2020, anggaran Perlindungan Sosial ditetapkan Rp 203,9 triliun dan setelah realokasi menjadi Rp 234,33 triliun atau naik Rp 30,43 triliun.
“Ada yang naik ada yang turun, tapi total nilainya tetap sama Rp 695,2 triliun. Realokasi anggaran ini sangat perlu dan sudah diusulkan ke Kementerian Keuangan dan kementerian teknis serta Satuan Tugas PEN. Terutama untuk meningkatkan efektivitas penyaluran PEN,” kata Galih.
Galih merinci perubahan anggaran Perlindungan Sosial pada PEN tersebut juga diikuti dengan penambahan program dari sebelumnya delapan program menjadi 12 program.
Dari program yang ada, perlindungan sosial dengan bentuk sembako dan Bantuan Tunai Sembako menjadi yang terbesar dengan nilai Rp 47,22 triliun.
Sementara itu, realokasi anggaran PEN juga menaikkan blok anggaran kesehatan. Nilainya naik Rp 9,71 triliun dari Rp 87,55 triliun menjadi Rp 97,26 triliun. Seperti pada blok perlindungan sosial, realokasi anggaran pada blok kesehatan juga diikuti dengan penambahan program dari enam program menjadi sembilan program.
Galih memaparkan, salah satu anggaran kesehatan yang cukup besar berasal dari program Belanja Penanganan COVID-19 Rp 45,23 triliun dan Cadangan Program Vaksinasi dan Perlinsos 2021 bernilai Rp 29,23 triliun.
“Anggaran Perlindungan Sosial dan Kesehatan naik cukup signifikan, terutama karena adanya program vaksinasi. Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa dioptimalkan,” kata Galih. (ki)