Jumat, 12 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Aplikasi marketplace atau pasar maya yang marak
dengan menyediakan ruang penjualan dalam jaringan (daring) dinilai belum
memberikan kontribusi besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
di Tanah air.
Direktur Lembaga Pengkajian UMKM ASEAN Prasetyo Sunarno di Jakarta,
Kamis (12/9) mengatakan, 90% produk yang dipasarkan melalui marketplace
yang bertumbuhan di dalam negeri dewasa ini merupakan barang-barang impor,
sebaliknya aplikasi pemasaran daring tersebut belum banyak menampilkan produk
UMKM .
“Pemerintah perlu melindungi marketplace yang digunakan untuk
(memasarkan) produk UMKM,” katanya dalam lokakarya nasional
“Menyongsong Era Ekonomi dan Pendidikan Berbasis Digital” yang
digelar DPP LDII.
Menurut dia, perlu adanya marketplace untuk sektor UMKM, selain itu
harus ada kebijakan agar usaha kecil dan menengah terfasilitasi sehingga
terjadi pemberdayaan melalui pasar dalam jaringan tersebut.
Prasetyo yang juga Ketua DPP LDII itu menyatakan, industri 4.0 ini menciptakan
perubahan besar, di bidang ekonomi mengubah cara orang berproduksi, distribusi
dan konsumsi.
Era disrupsi yang memindahkan aktivitas sosial, politik, dan ekonomi ke alam
maya, memang berdampak serius, menurut dia, dengan umat manusia sebelumnya tak
berpikir bahwa dunia bisa seperti ini.
“Terjadinya economic shifting mengakibatkan kegoncangan, bisnis
yang mapan bisa jatuh lalu muncullah jenis-jenis usaha baru yang memanfaatkan
internet,” katanya.
Tanpa antisipasi atau pengetahuan yang cukup, masyarakat bisa kehilangan mata
pencaharian. Namun di sisi lain, bila dimanfaatkan, era digital memberi
kesetaraan bagi semua orang untuk mengakses kesejahteraan dan membuka
usaha.
Oleh karena itu, lanjutnya, masyarakat harus disiapkan dalam menyambut revolusi
industri 4.0 salah satunya dengan menghilangkan kesenjangan dalam penggunaan
internet.
Untuk itu LDII mendorong warganya memanfaatkan internet dalam pendidikan dan
ekonomi. “Beberapa warga LDII telah bergiat di bidang internet, baik di bidang
pertanian, pendidikan, dan ekonomi,” ujarnya. (sr)