Senin, 16 September 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya
meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sektor kelautan
dan perikanan di pasar digital yang semakin berkembang di Tanah Air saat ini.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP)
Agus Suherman, Sabtu (14/9), mengatakan UMKM, termasuk UMKM kelautan dan
perikanan, merupakan sektor yang sangat berkontribusi dalam perekonomian
nasional.
Menurut dia, UMKM kelautan dan perikanan kerap dihadapkan pada lima
permasalahan umum, yaitu masalah pemasaran, permodalan, kompetensi SDM,
keterbatasan penguasaan teknologi, dan manajemen. Oleh karena itu, pihaknya
menggelar forum bisnis dan investasi kelautan dan perikanan atau Marine and
Fisheries Business and Investment Forum di Jakarta pada Kamis (12/9) lalu.
Forum yang mempertemukan para pelaku UMKM kelautan dan perikanan, perusahaan
jasa perbankan, perusahaan jasa pengiriman, BUMN Perikanan, serta pelaku
e-comerce diharapkan akan membuka jejaring baru dan peningkatan profil usaha
UMKM kelautan dan perikanan.
Agus menyatakan, kegiatan bertema “Menuju Usaha Mikro Kecil Kelautan dan
Perikanan Berdasi (Berdaya Saing) melalui Akses Digital” itu bertujuan untuk
meningkatkan daya saing usaha mikro kecil kelautan dan perikanan dalam
memasarkan produknya di pasar digital dalam rangka memperluas akses pasar dan
meningkatkan kesejahteraannya.
“Dengan memanfaatkan teknologi digital, diharapkan UMKM dapat mengatasi
sebagian dari permasalahan tersebut. Beberapa di antaranya melalui pemasaran
yang semakin terbuka dan tanpa batas, serta permodalan yang semakin cepat dan
mudah,” katanya.
Kegiatan ini menghadirkan beberapa fasilitator dari stakeholder terkait yaitu
Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Tokopedia, Bukalapak, Aruna, Gojek Indonesia, Sicepat, Go UKM, dan PT.
Jayasakti.
Forum ini melibatkan peserta yang terdiri atas unsur pemerintah instansi K/L
pusat dan daerah, pelaku usaha pemasaran digital, pelaku jasa pengiriman,
asosiasi terkait, pelaku usaha mikro kecil kelautan dan perikanan, serta pelaku
jasa keuangan.
Dalam kesempatan tersebut, juga dilaksanakan penandatanganan dokumen kerja sama
antara Direktorat Jenderal PDSPKP KKP dengan sejumlah pihak yaitu BEKRAF
tentang Peningkatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Melalui Penguatan
Potensi Ekonomi Kreatif.
Kemudian Kementerian Sosial tentang Peningkatan Kesejahteraan Fakir Miskin
melalui Kelompok Usaha Bersama di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan; serta Kementerian Pariwisata tentang Sinergi Program Promosi Wisata
dan Peningkatan Konsumsi Ikan.
Sementara itu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti menyatakan,
hadirnya berbagai start-up unicorn bidang e-commerce seperti
Tokoperdia dan Bukalapak di Indonesia memberikan kesempatan bagi UMKM untuk
memasarkan produknya secara lebih luas tanpa dibatasi tempat dan waktu.
Untuk itu, dia berharap para pelaku usaha kelautan dan perikanan memanfaatkan
peluang ini untuk memperluas pasarnya.
Sementara untuk distribusi produk, para pelaku usaha dapat memanfaatkan
sejumlah layanan seperti Go-Jek dan SiCepat untuk memperluas pasarnya. Ke
depannya, Menteri Susi berharap PT Pos juga bisa melakukan terobosan agar bisa
ikut mendistribusikan produk perikanan.
“Jangan hanya mengirimkan kertas saja, kirimkan ikan ke mana-mana. Fish by
mail. Terobosan-terobosan begitu dimungkinkan dengan platform digital,” cetusnya.
Susi juga berpesan agar e-commerce platform yang ada juga tidak menjual
produk-produk yang tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh pemerintah,
misalnya, komoditi perikanan yang dilindungi seperti terumbu karang dan benih
lobster tidak boleh diperjualbelikan.
Selain itu, produk yang dapat merusak ekosistem laut seperti setrum ikan juga
tidak boleh dijual.
Untukf itu dia, mengingatkan agar jajaran KKP turut memberikan pendampingan
tentang komoditi yang boleh diperjualbelikan dan dilarang. (sr)