Kamis, 10 Oktober 2019
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) melaksanakan prosesi Tajak Sumur atau Spud In Proyek Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Bojonegoro. Kegiatan ini dilakukan pada Rabu, 9 Oktober 2019. Acara ini dihadiri oleh Kepala SKKMIGAS, Dwi Soetjipto, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H. Samsu dan Bupati Bojonegoro, Anna Muawanah.
Proyek Jambaran-Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PEPC merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
“Tajak Sumur ini merupakan capaian kami berikutnya dalam mengawal Proyek Strategis Nasional atau PSN,” ujar Dharmawan H. Samsu dalam sambutannya. Kegiatan Tajak Sumur atau Spud In merupakan rangkaian kegiatan operasi pengeboran, yang mana telah PEPC awali dengan sosialisasi kepada masyarakat Bojonegoro, beberapa waktu lalu. Kegiatan Tajak Sumur ini sejalan dengan visi Pertamina sebagai World Class National Energy Company, dimana seluruh kegiatan dalam Proyek JTB ini dilakukan dengan penerapan prinsip-prinsip HSSE Excellence. PEPC sebagai operator tunggal wajib mengaplikasikan dan mengintegrasikannya dalam setiap fungsi dan struktur bisnis. Sesuai dengan semboyan HSSE PEPC “SPIRIT to Zero, Zero Accident, Kami Pilih Bekerja Selamat”.
Pengembangan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung Biru terdiri dari beberapa scope of work, seperti pengembangan 4 (empat) sumur di Jambaran East, 2 (dua) sumur di Jambaran Central, pengerjaan pipa pengumpul sepanjang 6,6 km, pengerjaan fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facility (GPF) yang telah mencapai 36,91% dan mempunyai kapasitas 330 MMSCFD, pengerjaan jalur pipa fluida yang tersambung dengan CPF Lapangan Banyu Urip, pengerjaan jalur pipa sales gas sepanjang 11,3 km, pembangunan stasiun pengukuran sales gas dan juga pembangunan infrastruktur dan pendukung operasi seperti perkantoran, gudang, bengkel, rumah ibadah dan perumahan.
“Kegiatan Operasi Pengeboran ini telah dimulai sejak September 2019, yang mana PEPC bekerjasama dengan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dalam kegiatan ini,” ujar Jamsaton Nababan, Direktur Utama PEPC. PDSI menggunakan Rig Nomor 40.3/DSI 1500-E dengan melibatkan 42 kontraktor dibawah kendali putra-putri terbaik Indonesia.
Jamsaton menambahkan bahwa pekerjaan akan dimulai dari tapak sumur Jambaran East, yang meliputi 3 sumur pemboran baru, yaitu Sumur JAM-3, JAM-5 dan JAM-8. Sedangkan 2 (dua) sumur lainnya, terletak di tapak sumur Jambaran Central, yaitu Sumur JAM-6 dan JAM-7.
“Pekerjaan lainnya, adalah mengerjakan re-entry 1 (satu) sumur existing, yaitu sumur JAM-4 ST dengan melakukan completion dengan rangkaian pipa produksi yang tahan gas H2S,” pungkas Jamsaton.
Produksi gas yang dihasilkan oleh Proyek JTB sebesar 192 MMSCFD nantinya akan dialirkan melalui Pipa transmisi Gresik-Semarang. Dengan cadangan gas JTB sebesar 2,5 triliun kaki kubik (TCF), JTB diharapkan dapat memberikan multiplier effect, khususnya untuk mengatasi defisit pasokan gas di Jawa Tengah dan Jawa Timur. PT Pertamina (Persero) optimis PEPC yang sebelumnya telah menyumbang 25% produksi minyak mentah nasional melalui Lapangan Banyu Urip akan menunjukkan komitmen kerjanya dalam mengawal proyek JTB agar selesai sesuai target. Proyek JTB diproyeksikan akan meningkatkan pendapatan negara dari US $3,61 miliar selama kontrak bagi hasil (PSC). (rud)