Mentan: Kini, Saatnya Pakai Drone Penebar Benih

Oleh ulfi

Jumat, 11 Oktober 2019

Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM  – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya pengelolaan sektor pertanian secara modern. Terkait hal ini, Amran menilai peranan generasi muda sangat dibutuhkan karena pemerintah sudah menyediakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dengan fungsi teknologi yang super canggih.

“Penguasaan teknologi sangat penting dalam mewujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045, serta tantangan Revolusi Industri 4.0 di segala bidang,” kata Amran dalam acara Demontrasi Teknologi Mekanisasi 4.0 di Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, Kediri, Jawa Timur, Rabu (9/10).

Menurut Amran, Indonesia harus berani mengalihkan pola tradisional menuju pola modern. Pengalihan ini wajib dilakukan untuk mengimbangi pesatnya kemajuan dunia. Meski demikian, kemajuan tersebut harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia yang menguasai mekanisasi.

“Dalam menjawab tantangan global dan nasional ini, Kementan melalui Balitbangtan telah menghasilkan produk teknologi inovatif mekanisasi 4.0. Kami berhasil mengembangkan drone penebar benih padi yang mampu menebar hingga satu hektare lahan dalam waktu 1 jam dengan kapasitas 50 – 60 kilogram per hektare,” kata Mentan Amran.

Amran menjelaskan bahwa drone penebar ini mampu bekerja mandiri sesuai pola dan alur yang dibuat pada perangkat Android dengan panduan GPS. Drone ini mampu melakukan resume operation untuk melanjutkan operation yang tertunda, sehingga tidak terjadi overlap karena dilakukan secara otomatis.

“Sepuluh tahun ke depan teknologi ini akan memudahkan petani. Mereka bisa menanam padi sambil duduk di bawah pohon,” kata Amran menambahkan.

Lima tahun periode pertama pemerintahan Jokowi – JK, menurut Amran telah menorehkan sejarah swasembada beras di 2019. Bila dibandingkan dengan tahun 1984, swasembada kali ini ditandai dengan produksi beras nasional yang jauh lebih dari cukup untuk 267 juta jiwa penduduk Indonesia. 

Konsumsi beras nasional 32,4 juta ton per tahun terpenuhi, tidak ada impor, dan gudang Bulog masih menyimpan 2,5 juta ton di gudang, serta metode KSA BPS memperkirakan surplus dapat mencapai 5 juta ton di akhir 2019.

“Kami prediksikan bila kita terus seperti ini, saya optimis produksi kita mampu mencukupi 1 milyar penduduk dalam dua puluh tahun ke depan,” kata Amran mengutarakan.

Efisiensi

Direktur Alat dan Mesin Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Andi Nur Alamsyah menjelaskan bahwa secara spesifik ketahanan baterai drone yang diciptakan mampu beroperasi selama 20 menit dengan kapasitas angkut 6 kilogram hingga 15 kilogram benih padi. 

Drone sebar benih memberikan efisiensi biaya sekitar 75 persen dan efisiensi waktu 75 persen dibanding alsin tanam benih langsung,” kata Andi Nur Alamsyah.

Selain itu, pemerintah juga berhasil mengembangkan drone penebar pupuk prill dan drone sprayer untuk aplikasi pestisida. Kedua alat ini memiliki fungsi yang tidak kalah penting karena memberikan efisiensi 75 persen dibanding alat biasa.

“Kami juga bisa menciptakan robot tanam padi yang bisa difungsikan untuk menanam dengan komunikasi Internet of Thing (Iot) melalui sarana GPS. Di samping itu, kami memiliki autonomous tractor roda 4 tanpa awak yang juga dikendalikan oleh sistem navigasi berbasis IoT. Ada juga traktor perahu sebagai alat pengolah tanah dengan konsep traktor roda dua,” kata Nur Alamsyah menjelaskan. (ulf)

Silakan baca juga

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, BNPB Tambah Dukungan Dana Siap Pakai

Jalan Tol Binjai – Langsa Seksi Kuala Bingai – Tanjung Pura Segera Beroperasi

Kementerian PUPR Jajaki Kerja Sama dengan Finlandia dalam Pengembangan Smart City di IKN

Leave a Comment