Kamis, 17 Oktober 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Sektor finansial Indonesia saat ini dinilai lebih
terkonsolidasi, sehingga perlu dipupuk agar dapat lebih tahan dalam menghadapi
berbagai potensi resesi global.
“Trauma yang disebabkan oleh krisis keuangan di Asia pada tahun 1998 telah
menjadikan sektor keuangan Indonesia menjadi lebih terkonsolidasi serta adanya
konsensus politik seputar kebijakan fiskal dan moneter yang lebih kompeten dan
bijaksana,” kata Direktur Eksekutif Center for Indonesian Policy Studies
(CIPS) Rainer Heufers, Rabu (16/10).
Menurut Rainer, pihaknya berharap perlunya kestabilan iklim politik dan
proses demokrasi yang kuat di Indonesia.
Indonesia, menurut dia, juga memiliki masyarakat sipil yang aktif dan kebebasan
pers yang relatif baik.
Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa Indonesia juga memiliki sistem perbankan
yang kuat dan kebijakan ekonomi yang sehat, serta ketersediaan pembiayaan yang
semakin luas.
Indonesia, lanjutnya, juga telah terbukti memiliki jiwa wirausaha yang akan terus
meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya sebagaimana dibuktikan oleh
dinamisnya perkembangan perusahaan startup (rintisan) dalam lanskap perdagangan
elektronik.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)
Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan ekonomi Indonesia masih bertahan
meski Dana Moneter Internasional (IMF) kembali merevisi perkiraan pertumbuhan
ekonomi dunia yang turun 0,2% menjadi 3%.
“Indonesia negara besar dengan populasi 260 juta dan pertumbuhan
masyarakat pendapatan menengah bertumbuh serta menikmati bonus demografi,”
katanya.
Kepada para pembeli dan penjual mancanegara dalam eksibisi itu, Luky
menyebutkan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi terbesar Indonesia berasal
dari konsumsi.
Menurut dia, sektor konsumsi berkontribusi sebesar 56% kepada pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang menjadi peluang besar bagi perdagangan.
Sedangkan dilihat dari sektor, ia mengemukakan bahwa manufaktur menduduki
posisi pertama diikuti pertanian dan ketiga, sektor perdagangan berkontribusi
terhadap produk domestik bruto.
Dalam hal pertumbuhan ekonomi dalam tataran global, lanjut dia, Indonesia
menduduki posisi ketiga setelah China dan India dalam grup negara-negara G-20.
(sr)