Senin, 21 Oktober 2019
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM-Kemudahan masyarakat mengakses permodalan menjadi salah satu syarat Indonesia dapat keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah, Minggu (20/19).
Menurut
dia, perbankan nasional harus dirancang untuk mendukung modal wirausaha. “Modal
di Indonesia saat ini mahal. Modal yang mahal terlihat dari suku bunga kredit
yang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan rasio pinjaman
terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) pebankan Indonesia yang mencapai
94%,” katanya.
Salah satu cara untuk menambah modal adalah dengan menarik modal orang
Indonesia yang disimpan di luar negeri untuk dibawa ke Indonesia. “Modal
yang ditarik masuk ke dalam negeri itu dapat diputar di dalam perekonomian
Indonesia,” ucapnya.
Presiden Joko Widodo dalam pidato pelantikannya, Minggu sore, menyampaikan
bahwa potensi Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan
menengah sangat besar.
Saat ini, lanjut dia, Indonesia sedang berada di puncak bonus demografi, di
mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi dibandingkan usia tidak
produktif.
“Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah kesempatan besar.
Ini menjadi masalah besar jika kita tidak mampu menyediakan kesempatan
kerja,” kata Presiden.
“Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang
unggul. Dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan dengan
ekosistem ekonomi yang kondusif,” tambah Presiden. (ki)