Rabu, 6 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil
Lahadalia menyambut rencana 59 investor China dari sektor industri kayu dan
furnitur yang akan merelokasi pabrik mereka ke Jawa Tengah (Jateng).
Bahlil mengatakan terus mendorong jajarannya untuk senantiasa bekerja
keras dan membuat terobosan dalam membenahi iklim investasi di dalam negeri.
“Kuncinya kami bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus
turun ke lapangan,” kata Bahlil, Selasa (5/11)
Bahlil menduga salah satu penyebab hijrahnya investor tersebut adalah pelayanan
perizinan di Jawa Tengah yang sangat baik.
“Salah satu alasannya adalah pelayanan perizinan di Jawa Tengah merupakan
yang terbaik di mana menjadi peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award
2018,” katanya.
Menurut Bahlil, hal itu menjadi bukti bahwa pemerintah sudah memberikan
dukungan terhadap investasi. “Perizinan mudah menjadi modal utama
dalam mengundang investasi,” ujarnya.
Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) itu mengharapkan BKPM
dan Pemerintah Jawa Tengah bisa terus berkolaborasi untuk meningkatkan
investasi industri furnitur di Jawa Tengah.
Hal itu, sejalan dengan pesan Presiden Jokowi agar pemerintah proaktif
menangkap peluang investasi relokasi pabrik furnitur dari perusahaan-perusahaan
yang terkena dampak perang dagang AS-China.
“Kami sudah beberapa kali mempertemukan pengusaha-pengusaha furnitur di
luar negeri dengan pelaku industri furnitur lokal. Harapannya agar mereka
segera dapat bermitra dan membuat pabrik di Jawa Tengah,” kata Bahlil.
BKPM mencatat rencana 11 perusahaan asal China yang akan merelokasikan
pabriknya ke Indonesia. Kemudian pada September lalu, lembaga itu juga mencatat
sebanyak 33 perusahaan asal negeri tirai bambu itu akan direlokasi sebagai
imbas dari perang dagang antara China dan Amerika.
Jawa Tengah kini menjadi primadona investasi dari berbagai negara. Iklim
investasi yang sangat tenang dan ditopang oleh kemajuan pembangunan
infrastruktur, membuat daya saing investasi Jateng kian membaik.
Berdasarkan data BKPM, total investasi Jawa Tengah yang masuk pada periode 2015
hingga triwulan II 2019, baik Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp211,19 triliun terdiri atas PMA sebesar Rp 110,85
triliun dengan 4.964 proyek yang menyerap 335.735 tenaga kerja, dan PMDN
sebesar Rp 100,34 triliun dengan 7.121 proyek yang menyerap 221.071 tenaga
kerja. (ki)