Rabu, 20 November 2019
Jakarta, MINDCOMMONLINE.COM – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengemukakan, kereta massal cepat atau Mass Rapid Transit atau Moda Raya Transportasi (MRT) Jakarta yang saat ini baru memiliki rute Stasiun Lebak Bulus – Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta, akan dilanjutkan dari HI hingga ke Ancol, Jakarta Utara.
“Itu sekarang sudah siap tapi akan intensif mulai bekerja itu akhir 2020, kita harapkan itu selesai 2024,” kata Menhub menjawab wartawan usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima delegasi pimpinan industri Jepang yang tergabung dalam Japan Indonesia Association (JAPINDA) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (20/11) siang.
Menhub juga menyampaikan, untuk pembangunan MRT dari Cikarang (Bekasi) sampai Balaraja sepanjang 78 KM, akan dimulai 2022 diharapkan selesai 2026. Sedangkan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, sekarang sedang dilakukan visibilitas, diharapkan mulai tahun 2022 dan selesai 2026. “Namun demikian tadi Pak Presiden secara umum minta semua pekerjaan itu dipercepat,” jelas Menhub, disitir laman Sekretariat Kabinet.
Investasi Rp100 Triliun Menurut Menhub Budi K. Sumadi, investasi untuk pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya diharapkan mencapai Rp60 triliu. Tetapi ini akan berkembang sampai kurang lebih 100 triliun. “Kita lagi ingin mengoptimasikan dengan angka yang lebih optimal, karena ada pesan Bapak Presiden yang paling penting adalah TKDN, (Tingkat Kandungan Dalam Negeri_ itu harus ditingkatkan,” kata Menhub seraya menambahkan, dalam pembangunan kereta semi cepat ini prinsipnya kontraktor Indonesia harus dilibatkan, dan alih teknologi dilakukan lebih cepat. Menhub juga menyampaikan, untuk pembangunan MRT praktis Jepang hanya membangun setelah itu kita mengoperasikan secara mandiri oleh PT MRT.
Dijelaskan Menhub, pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya sekarang sedang memasuki Feasibility Study (FS), belum memulai satu proses tender ya. Insya Allah tahun depan, kurang lebih bulan November selesai baru akan dilakukan tender.
“Tetapi kalau kita lihat dari skema yang kita lakukan di MRT, maka yang membangun adalah kolaborasi antara perusahaan Jepang dan Indonesia, dan itu dibagi dalam beberapa segmen, sehingga dalam kecepatan bisa dicapai kecepatan lebih baik dan sumber daya manusia yang belajar juga lebih banyak,” pungkas Menhub. (rdy)