Selasa, 26 November 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Ekonomi Indonesia pada 2020 diproyeksikan akan tumbuh
melambat, yakni 4,8% karena masih dibayangi tantangan dari sisi global dan
domestik.
“Kami melihat dari segi faktor ekspor menurun, jalur transmisi untuk
investasi sepertinya tidak menikmati kenaikan,” kata Direktur Riset Indef
Berly Martawardaya dalam seminar nasional proyeksi ekonomi RI di Kuningan,
Jakarta Selatan, Selasa (26/11).
Menurut dia, proyeksi itu lebih rendah dibandingkan target yang dipatok
pemerintah dalam APBN 2020 sebesar 5,3% yang, menurut Indef, tidak mudah untuk
dicapai.
Menurut Indef, tantangan global ditandai dengan penurunan pertumbuhan ekonomi
bahkan menuju resesi global.
Kemudian, tantangan lainnya yakni perang dagang antara Amerika Serikat dan
China yang masih berkelanjutan dan masih minim kepastian.
Gejolak tersebut memberi imbas terhadap pertumbuhan dan perdagangan dunia.
Indef mencermati permintaan ekspor melambat terutama komoditas yang diikuti
penurunan investasi langsung.
Hubungan dagang Jepang dan Korea Selatan yang memanas juga mempengaruhi prospek
ekonomi di kawasan Asia.
Sedangkan untuk tantangan dalam negeri, Indef mencermati persoalan defisit
neraca transaksi berjalan, menurunnya laju ekspor dan investasi serta peringkat
kemudahan berusaha yang stagnan.
Rencana kenaikan barang dan jasa yang harganya ditentukan pemerintah juga
menjadi tantangan utama dalam menjaga daya beli masyarakat.
Sebesar 56 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini didorong oleh
kinerja konsumsi rumah tangga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi RI tahun
ini mulai melambat pada kuartal pertama mencapai 5,07%.
Kemudian pada triwulan kedua dan ketiga 2019 kembali melambat berturut-turut
masing-masing mencapai 5,05% dan 5,02%. (ki)