Senin, 9 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Sumatera Barat (Sumbar) dinilai memiliki modal kuat untuk
mengembangkan pariwisata sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di
provinsi itu.
“Ini dibuktikan dari berbagai penghargaan yang diraih di tingkat
internasional seperti World Best Halal Culinary Destination dan Best Halal
Destination,” kata Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Wahyu Purnama
di Batusangkar, Sabtu (7/12), pada diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi dan
Kajian Pariwisata Sumatera Barat.
Menurut dia, pesona alam Ranah Minang yang masih asri dengan nilai budaya yang
kenal juga menjadi daya tarik kuat di kalangan wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Selain itu didukung oleh kuliner lezat yang juga terkenal seperti rendang, kata
dia.
Tidak hanya itu di Mentawai ombaknya dikenal sebagai terbaik untuk berselancar
di kalangan wisatawan asing.
Kemudian untuk infrastruktur secara umum kondisi jalan 82 persen masuk kategori
baik dan saat ini sedang dilakukan pembenahan infrastruktur penunjang lainnya,
kata dia.
Ia menyampaikan saat ini sedang dibangun kembali Pasar Atas Bukittinggi,
pedesterian di Padang hingga perluasan ruang tunggu di Bandara Minangkabau.
Akan tetapi ia menyarankan agar modal tersebut perlu dioptimalkan melalui sinergi
dan kerja sama yang kuat.”Pertama harus ada peta jalan pengembangan
pariwisata Sumbar,” kata dia.
Kemudian terkait dengan tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia perlu
dicari tahu apa kebutuhan mereka dan disediakan sebaik mungkin, katanya.
Kemudian karena ada label wisata halal objek wisata perlu memperhatikan
kebersihan, menyediakan tempat shalat yang nyaman.
Pada sisi lain ia memaparkan berdasarkan hasil riset yang dilakukan BI bekerja
sama dengan Universitas Andalas Padang ditemukan kendala yang menghambat sektor
pariwisata antara lain kepemilikan lahan, belum ada aktraksi yang berbasis
aktivitas dan masalah higienitas produk kuliner.
“Kemudian kendala koordinasi antara pemangku kepentingan terkait serta
ketersediaan SDM pariwisata yang andal,” kata dia. (ki)