Kamis, 12 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Bank Dunia memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada 2019 akan berada di angka 5,0% atau lebih rendah dibandingkan
prediksi sebelumnya 5,1%.
“Tahun ini perkiraan kami akan ada pertumbuhan ekonomi 5,0%. Sedikit melambat dari
tahun sebelumnya 5,2%,” kata Lead Economist Bank Dunia Perwakilan
Indonesia Frederico Gil Sander di acara Launching of The World Bank’s
Indonesia aeconomic Quarterly Report diJakarta, Rabu
(11/12).
Frederico mengatakan penurunan proyeksi tersebut dilakukan karena kondisi
ekonomi global yang belum membaik akibat adanya perang dagang sehingga
perekonomian Indonesia juga mengalami kondisi yang berat.
Tidak hanya itu, ia menuturkan kondisi ekonomi global yang tidak pasti itu juga
membuat pertumbuhan investasi dalam negeri melambat serta harga komoditas yang
turut menurun secara signifikan.
“Adanya trade shock. Jadi harga barang yang diekspor Indonesia turun
dibandingkan dengan barang yang diimpor Indonesia,” katanya. Frederico
menyebutkan konsumsi domestik yang menjadi motor terbesar pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang melambat juga menyebabkan impor mengalami penurunan dalam jumlah
besar.
“Investasi yang menjadi motor ekonomi tiga tahun terakhir berkurang. Kemudian
ada pengurangan demand dan pertumbuhan nett ekspor menurun serta
permintaan domestik melemah,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Bank Dunia pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mulai
membaik pada 2020 mendatang yaitu diprediksikan sebesar 5,1% sebab ketegangan perdagangan internasional dan
ketidakpastian politik dalam negeri mulai berkurang.
Menurutnya, melalui penurunan ketegangan perdagangan internasional secara
bertahap, ketidakpastian politik terkait pembentukan kabinet baru, biaya
pinjaman, dan meningkatnya sentimen bisnis maka pertumbuhan investasi
diperkirakan akan meningkat tahun depan.
“Dengan pulihnya nilai investasi dan upah pekerja maka pertumbuhan konsumsi
swasta diproyeksikan secara umum akan stabil meskipun sedikit menurun pada
2020,” katanya.
Frederico mengatakan ketegangan perdagangan yang berkepanjangan bisa membawa
risiko bagi harga komoditas dan sentimen bisnis global sehingga jika itu mulai
mereda maka ekonomi Indonesia perlahan membaik.
“Untuk tahun depan, kami prediksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan
tumbuh sebesar 5,1 persen. Dengan melihat kondisi-kondisi tersebut,” ujarnya.
(sr)