Kamis, 12 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita
menegaskan bahwa Revolusi Industri 4.0 tidak akan menghilangkan penyerapan
tenaga kerja di sektor manufaktur, namun justru menciptakan lapangan kerja
dengan keahlian baru.
“Ada kekhawatiran dari Komisi VI tentang Industri 4.0, tentang serapan tenaga
kerja. Tidak bisa kita dikotomi antara kehadiran Industri 4.0 dihadapi dengan
ketersediaan lapangan kerja, dan tidak perlu ada kekhawatiran dari pihak
manapun,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (11/12).
Menperin memaparkan penerapan teknologi digital dalam Industri 4.0 justru
menjadi sebuah alat untuk meningkatkan efisiensi proses produksi manufaktur,
bahkan mampu mendongkrak daya saing industri itu sendiri.
“Dengan lahirnya teknologi 4.0 ini bisa membantu menekan biaya operasional
dari proses produksi itu sendiri. Ini semua tidak akan pernah berdampak bagi
kegunaannya tenaga kerja sektor industri,” tambahnya.
Menperin menambahkan tenaga kerja industri akan beradaptasi melalui pendidikan
vokasi yang terus didorong Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Bahkan, ia
menyebut sekolah-sekolah vokasional telah menerapkan kurikulum berbasis
Industri 4.0.
Contohnya, lanjut Agus, beberapa perusahaan layanan berbasis digital seperti
Go-Jek, Grab, dan lainnya mampu menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Artinya dengan teknologi baru, tenaga kerja akan beradaptasi dengan pekerjaan
baru, sehingga sumber daya manusia yang disiapkan akan selaras dengan
kebutuhan. “Pasti nanti dilakukan adaptasi,” pungkas Agus Gumiwang. (ki)