Selasa, 17 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Nilai ekspor industri pengolahan pada November 2019 mencapai
US$ 10,58 miliar atau tertinggi dibandingkan sektor lain, yakni ekspor minyak
dan gas sebesar US$ 1,11 miliar, pertanian US$ 0,33 miliar, serta pertambangan
dan lainnya sebesar US$ 1,99 miliar.
“Total ekspor pada November 2019 adalah sebesar US$ 14,01 miliar, dan ekspor sektor industri pengolahan
berkontribusi paling besar, yakni 75,53%,” kata Kepala Badan Pusat
Statistik Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/12).
Data BPS menyebutkan, angka ekspor ke tiga sektor yakni migas, industri
pengolahan, dan pertambangan pada November 2019 mengalami penurunan jika
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni masing-masing turun
15,81%, 1,66%, dan 19,09%.
“Hanya sektor pertanian yang ekspornya naik yakni naik 4,42%,” ujar
Suhariyanto.
Dengan demikian, ekspor sektor tambang berkontribusi 14,19% terhadap ekspor,
migas berkontribusi 7,89% dan pertanian 2,39%.
Menurut data BPS, beberapa golongan barang mengalami peningkatan ekspor pada
November 2019, yakni Lemak dan Minyak Hewan naik 131,2%; kapal, perahu, dan
struktur terapung naik 40,1%; pakaian dan aksesori (bukan rajutan) naik 23,8%;
barang dari besi dan baja naik 21,8% serta ampas atau sisa industri makanan
naik 20,7%.
Kendati
demikian, terjadi penurunan ekspor cukup dalam terhadap beberapa golongan
barang pada periode tersebut, di antaranya ekspor logam mulia mengalami
penurunan 105,2%, kendaraan dan bagiannya turun 122,4%; bahan bakar mineral
turun 138,5%; besi dan baja turun 169,0%; serta bijih, terak, dan abu logam
turun 239,6%.
Terjadi peningkatan ekspor ke beberapa negara tujuan, yakni ke India naik 44,9 %,
Bangladesh naik 36,7%, Korea Selatan 28,0 persen, Spanyol 26,2%, dan Belanda
23,6%.
Namun, ekspor ke lima negara lain mengalami penurunan yang dalam, yakni ke
Singapura turun 76,6%, Malaysia turun 82,3%, Taiwan turun 103,0%, Jepang 129,6%,
dan Tiongkok turun 348,0%. (sr)