Jumat, 20 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-PT Antam Tbk memperkirakan ekspor bijih nikel pada tahun ini
sesuai dengan target dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan menjelang
pelarangan ekspor barang tambang tersebut pada 2020.
“Ekspor nikel untuk tahun depan sudah tidak boleh lagi, namun untuk tahun
ini ekspor diperkirakan sesuai dengan yang ditargetkan dalam RKAP, sekitar
lebih lima juta ton lebih,” ujar Direktur Niaga Antam Aprilandi Hidayat
Setia di Jakarta, Kamis (19/12).
Aprilandi mengatakan bahwa produksi bijih nikel akan ditujukan bagi kebutuhan
pabrik-pabrik milik Antam. “Kalau untuk bijih nikel akan difokuskan
ke pabrik Antam di Pomalaa maupun Halmahera,” katanya.
Sejalan dengan komitmen Perusahaan untuk melakukan hilirisasi, saat ini Antam
berfokus pada percepatan proyek hilir,antara lain Proyek Pembangunan Pabrik
Feronikel Halmahera timur (P3FH) dengan kapasitas produksi sebesar 13.500 ton
nikel dalam feronikel (Tni).
Konstruksi Pabrik Feronikel Halmahera timur ditargetkan memasuki fase
commisioning pada 2020. Hingga periode September 2019, realisasi konstruksi
proyek telah mencapai 98 persen.
Sedangkan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) yang bersinergi dengan
PT Inalum (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar satu juta ton SGA per
tahun.
Hingga September 2019, Antam mencatatkan kinerja keuangan yang tetap solid
didukung peningkatan performa produksi dan penjualan serta tren positif
harga komoditas. Penjualan bersih pada September 2019 tercatat sebesar Rp 24,54
triliun tumbuh signifikan sebesar 23% dibandingkan periode sembilan bulan
pertama tahun 2018.
Pertumbuhan positif kinerja operasi dan penjualan komoditas utama pada
September 2019 juga tercermin pada capaian volume produksi feronikel yang
mencapai 19.052 TNi dan penjualan feronikel tercatat sebesar 19.703 TNI atau
naik sebesar tiga persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Sementara itu, untuk produksi bijih nikel tercatat sebesar 7,40 juta wmt atau naik
sebesar 14% dibandingkan periode sembilan bulan pertama tahun 2018. Untuk
volume penjualan bijih nikel tercatat sebesar 5,50 juta wmt atau naik 34%
dibandingkan dengan volume penjualan pada periode yang sama tahun 2018. (ki)