Jumat, 20 Desember 2019
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM- Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pergerakan
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan sebesar 2,9% sejak awal 2019 karena membaiknya kinerja
neraca pembayaran.
Menurut dia, neraca pembayaran itu dipengaruhi oleh surplus neraca modal dan
finansial yang membantu penguatan cadangan devisa. “Penguatan rupiah
didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing
yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi yang tetap terjaga,” ujar
Perry, Kamis (19/12).
Perry menambahkan pergerakan rupiah tersebut juga didukung oleh daya tarik
pasar keuangan domestik serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai
reda.
Ia memastikan Bank Indonesia akan terus menjaga kestabilan rupiah sesuai dengan
fundamental dan mekanisme pasar yang terjaga.
Ke depan, ia juga memproyeksikan neraca pembayaran akan tetap baik akibat
aliran masuk modal asing seiring dengan prospek ekonomi yang kuat, imbal hasil
yang menarik dan kebijakan moneter longgar di negara maju.
“Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat
pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar
keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas,” ujar Perry.
Hingga pertengahan Desember 2019, pergerakan nilai tukar rupiah tercatat
mengalami penguatan 0,93% dibandingkan periode November.
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada
Kamis sore menguat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 5%.
Rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02% di level Rp 13.985 per dolar AS
dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp 13.988 per dolar AS. (sr)