Jumat, 10 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil
Lahadalia mengatakan bahwa investasi China ke Indonesia masih stabil setelah
ada pelanggaran oleh kapal China di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) RI di
perairan Natuna, Kepulauan Riau..
“Sampai dengan saat ini belum ada gejolak menyatakan akibat intervensi Natuna
kemudian investor China akan mengurungkan niatnya berinvestasi, malahan stabil
saja,” katanya di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (9/1).
Bahlil menuturkan investasi dan kedaulatan negara merupakan dua hal yang sangat
berbeda sehingga isu Natuna tidak akan membuat China dilarang berinvestasi ke
Indonesia.
“Investasi is all investasi. Tidak ada suatu close negosiasi investasi itu
menyatakan bahwa kalau kamu melakukan investasi kamu boleh mengganggu negara
saya, saya boleh ganggu negara kamu. Itu suatu hal yang berbeda,” katanya.
Ia menegaskan bahwa untuk menyelesaikan kasus terkait Natuna tersebut
sepenuhnya merupakan ranah aparat penegak hukum dan pihak terkait sebab tentang
kedaulatan telah ada aturan yang mengikat.
“Jika ada pelanggaran kedaulatan silakan ditindak. Aturan mainnya kan ada di
negara kita dan kementerian seperti Kemenhan, aparat keamanan, dan diplomasi
dari Menlu. Kalau kami bicara investasi saja,” ujarnya.
Bahlil meminta masyarakat untuk tenang sebab ia memastikan belum ada bentuk
ancaman apapun dari China.
“Belum ada ancaman, biasa saja. Jangan terlalu berfikir kita paranaoid, santai
saja,” ujarnya.
Sebelumnya pada Rabu (8/1), Presiden Joko Widodo bertolak menuju Kabupaten
Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, dalam rangka kunjungan kerja.
Presiden Joko Widodo memastikan bahwa wilayah Natuna merupakan teritorial NKRI
sehingga tidak perlu lagi ada pihak yang meragukannya.
“Hari ini saya ingin memastikan dan memberitahukan bahwa Kepulauan Natuna
adalah teritorial kita yang masuk dalam NKRI,” katanya. (ki)