Kamis., 16 Januari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM- Kehadiran “Bali Convention Exhibition Bureau
(BaliCEB)” dipastikan akan dapat menarik lebih banyak wisatawan
berkualitas datang ke Pulau Dewata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan para
wisatawan dapat melakukan wisata MICE (pertemuan, perjalanan insentif, konvensi
dan pameran) dalam skala regional dan global.
“Dengan BaliCEB, tidak saja hotel yang berjalan melakukan promosi, tetapi
juga pemerintah provinsi dan kalangan pariwisata bersatu untuk menarik wisman,
sehingga kita bisa menjadi lebih dipercaya di dunia internasional,” kata
Trisno di sela pertemuan membahas promosi pariwisata Bali di Kantor Perwakilan
BI Bali, di Denpasar, Rabu (15/1).
Menurut Trisno, wisatawan yang melancong ke Bali dengan tujuan “MICE”
akan lebih banyak menghabiskan uangnya dibandingkan mereka yang datang untuk
wisata yang bersifat rekreasi (leisure).
“Ini dibuktikan saat pertemuan IMF-World Bank, itu orang berduit semua
yang datang, sehingga pertumbuhan ekonomi Bali bisa lebih tinggi, devisa negara
bagus, rupiah juga stabil,” ucapnya.
Untuk MICE dalam skala regional seperti tingkat Asia Pasifik, lanjut Trisno,
biasanya dua hingga tahun sebelum penyelenggarannya itu sudah ada jadwalnya.
Pihaknya menaruh harapan besar dengan lahirnya BaliCEB, Bali bisa mengambil
peluang-peluang sebagai tempat perhelatan MICE dengan sebelumnya turut
mengikuti “bidding”.
“Kalau kita bidding ke luar negeri, bilang Bali saja, mereka pasti mau,
tetapi sayangnya selama ini tidak ada yang mewakili,” ujarnya.
Terlebih Gubernur Bali, Wakil Gubernur, hingga Dinas Pariwisata Provinsi Bali,
dan seluruh komponen pariwisata sudah sangat mendukung BaliCEB itu.
BaliCEB merupakan organisasi nirlaba yang bertugas mengembangkan dan
mempromosikan wisata MICE di wilayah Provinsi Bali.
BaliCEB akan memberikan layanan gratis kepada penyelenggara MICE berupa
penyediaan informasi, visitasi ke Bali, kunjungan ke pusat konvensi, hotel dan
daya tarik wisata.
BaliCEB juga mempertemukan penyelenggara MICE dengan pelaku MICE dan penyedia
jasa lainnya serta memfasilitasi audiensi dengan pejabat instansi terkait.
“Bayangkan saja jika di tiap triwulan ada MICE di Bali yang diikuti 5.000
peserta, pertumbuhan ekonomi Bali akan tinggi, dan masyarakat Bali pasti
sejahtera,” ucap Trisno.
Sebagai langkah awal meningkatkan MICE di Pulau Dewata, lanjut dia, dapat
dilakukan dengan membujuk pihak Kementerian maupun perusahaan-perusahaan besar
di Indonesia untuk memindahkan MICE-nya ke Bali, baru kemudian BaliCEB ini
dikenalkan ke tataran Asia Pasifik bahkan global dengan jumlah pesertanya bisa
lebih dari 8.000 orang.
Untuk menjalankan agenda-agenda besar MICE itu, kata Trisno, dibutuhkan adanya
CEO dari BaliCEB yang saat ini memang sedang dilakukan pencarian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan BaliCEB
merupakan bagian dari pilar marketing di bidang kepariwisataan yang selama ini
MICE belum tergarap dengan bagus.
“Potensi sekali sebenarnya MICE ini untuk bisa digarap. Oleh karenanya,
dibutuhkan CEO yang paham betul untuk bidding penyelenggaraan MICE di tingkat
internasional dan pembiayaannya nanti dari para anggota pelaku MICE,”
ujarnya.
Sedangkan peran pemerintah, lanjut Astawa, terutamanya untuk men-suport,
memotivasi dan memfasilitasi. “Sebenarnya wacana BaliCEB ini sudah sejak
10 tahun yang lalu, tetapi tidak pernah terwujud. Kami apresiasi sekali BI
sangat luar biasa supportnya dan semenjak Pak Trisno di sini, BaliCEB bisa
terwujud,” katanya.
Adapun struktur organisasi BaliCEB yakni bertindak sebagai Pelindung adalah
Gubernur Bali dan Bupati/Wali Kota se-Bali, Ketua Dewan Pembina Tjokorda Oka
Artha Ardhana Sukawati (Wagub Bali).
Anggota Dewan Pembina yakni Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana,
Kepala Perwakilan BI Bali Trisno Nugroho, Managing Director The Nusa Dua/ITDC I
Gusti Ngurah Ardita, Ketua Dewan Perusda Bali Ida Bagus Kesawa Narayana, I
Ketut Jaman (tim ahli pembangunan Pemprov Bali), Ketua BPPD Badung I Gusti
Agung Rai Suryawijaya, dan Ketua BPPD Denpasar Ida Bagus Sidharta Putra.
Sedangkan Dewan Pengawas yakni Kadisparda Bali, Kadisparda Badung, Denpasar dan
Gianyar, pakar ekonomi, pakar hukum dan pakar kebudayaan Bali. (sr)