Rabu, 5 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Pertamina Hulu Energi sepanjang tahun 2019 mencatatkan realisasi laba sebesar US$ 537
juta atau senilai Rp 7,5 triliun.
Perbandingan laba tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya 2018, yaitu
senilai US$ 477 juta.
Direktur Utama PHE Meidawati dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR yang
berlangsung kurang lebih 6 jam, Selasa di Jakarta mengatakan PHE berhasil menumbugkan
laba sebesar 27 persen dari tahun 2015.
“2015 laba PHE sebesar US$ 204 juta, hal itu berarti tumbuh 27% sampai 2019,” kata Meidawati.
PHE juga
mencatatkan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP tahun 2019
sebesar US$ 62 per barel, lebih rendah dari tahun sebelumnya, yakni sebesar US$
67 per barel.
Pada kesempatan yang sama, Pertamina EP pada tahun 2019 mencatatkan realisasi
lifting minyak sebesar 96,7% dari target yang dicanangkan pada APBN.
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf dalam Rapat Dengar Pendapat
(RDP) bersama Komisi VII DPR, di Jakarta mengatakan untuk relisasi lifting
gas tercatat sebesar 92,5% atau 749 MMSCFD.
Dalam pemaparannya, kendala tidak tercapainya target 100% adalah tidak terserapnya seluruh produksi gas.
“Terkait penyerapan adalah misalnya di Mantindok dan Donggi, LNG spot
turun, maka produksi kita turun dalam empat bulan terakhir dari agustus jadi
tinggal 30 persennya. Bukan karena produksi,” katanya.
Lebih lanjut, Nanang menjelaskan capaian lainnya pada 2019 adalah mampu
membukukan pendapatan sebesar US$ 3,5 miliar, sedangkan target perusahaan
adalah US$ 3,8 miliar .
Sedangkan untuk belanja modal di tahun 2019, perusahaan membukukan sebesar US$ 1,8
miliar. Kali ini, belanja modal lebih efisien dari target yang dipasang
perusahaan yaitu sebesar US$ 1,9 miliar.
(ki)