Kamis, 6 Februari 2020
Jakarta,
MINDCOMMONLINE.COM-Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
menyatakan Indonesia akan menghentikan pasokan gas bumi ke Singapura pada tahun
2023, seiring dengan pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang.
Kepala BPH Migas M Fanshurullah Asa menjelaskan bahwa PT Rekayasa Industri
(Rekind) sebagai pemenang lelang proyek tersebut akan mulai membangun setelah
peletakan batu pertama dilakukan pada Jumat 7 Februari 2020. Proyek ini
ditargetkan selesai dalam waktu 24 bulan atau pada 2022.
“Setelah Cirebon-Semarang, nanti kita juga akan bangun dari Dumai ke Sei
Mangke, sehingga nanti ekspor yang dari Dumai ke Singapura itu kita stop
2023, untuk kebutuhan domestik,” kata Fanshurullah pada konferensi pers
peletakan batu pertama pipa ruas Cirebon-Semarang di Kantor BPH Migas, Jakarta,
Rabu (5/2).
Pasokan gas ke Singapura, kata dia, akan dialihkan untuk pemanfaatan gas di
dalam negeri, terutama untuk memenuhi kebutuhan industri di Sumatera dan Jawa.
Saat ini Indonesia mengalirkan gas bumi ke Singapura sebanyak 300 MMSCFD (juta
standar kaki kubik per hari).
Pembangunan ruas pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang diharapkan dapat
mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri baru di sepanjang jalur pipa
gas tersebut.
“Kawasan-kawasan industri yang menggunakan gas tidak perlu pakai BBM lagi,
apalagi harga gasnya sudah dipatok lebih murah, sehingga nanti akan bernilai
tambah. Pabrik keramik, baja, kaca, sarung tangan bisa tumbuh semua,” kata
Fanshurullah.
Ke depan BPH Migas akan melaksanakan lelang ruas pipa transmisi seperti ruas
Dumai- KEK Sei Mangke serta lelang Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) yang telah
diusulkan oleh badan usaha sejumlah 193 wilayah untuk peningkatan pemanfaatan
gas bumi di Indonesia
Ada pun pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang memiliki panjang 255 kilometer
dengan kapasitas desain 350-500 MMSCFD, nilai investasi US$ 169,41 juta, dan toll-fee
(tarif angkut) US$ 0,36 per MMBTU. (sr)